Hoax
master ini kira-kira pengertiannya adalah orang-orang yang sudah sangat ahli
dalam membuat dan menyebarkan hoax.
Hoax
itu menurut informasi yang beredar di mbah gugel kira-kira artinya kabar,
informasi, atau berita palsu atau bohong. Sedangkan di wikipedia, hoax (berita
palsu) adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Nah,
keahlian para hoax master ini sebenarnya luar biasa. Mereka bisa membuat yang
tidak ada menjadi ada. Yang tadinya A menjadi B atau malah menjadi Z. Yang
lurus menjadi bengkok. Yang bengkok menjadi keriting. Yang palsu menjadi asli. Dan,
mereka bisa membuat banyak orang percaya dengan bualan mereka.
Hebat
mereka kan, saudara-saudara:)
Kemampuan
ini tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Hanya orang-orang dengan
keahlian tertentu saja yang mampu melakukannya. Dan pekerjaannya juga bukan
pekerjaan yang gampang.
Hoax
master, setidaknya harus memahami dengan baik konteks psikologis orang banyak.
Mereka juga harus mampu mengukur kemampuan berpikir orang-orang yang menjadi
targetnya. Mereka juga mesti terus menerus bekerja mencari isu-isu menarik yang
bisa di hoax-kan. Mereka juga harus terus menerus memantau momentum yang tepat
untuk meluncurkan hoax terbaru. Dan, mereka mesti mampu mengikat rasa percaya
akut orang-orang sehingga begitu hoax diluncurkan, orang-orang yang menjadi
target langsung percaya dan berpartisipasi menyebarluaskannya.
Mereka
juga harus mampu mengemas hoax itu serapi mungkin. Dengan demikian, untuk
mengetahui informasi itu benar atau tidak orang harus kerja ekstra keras lagi
menggali informasi dari banyak sumber. Cukup banyak orang yang malas
capek-capek membaca buku, jurnal, majalah, koran atau berita online pembanding dan menggali lebih
dalam sebuah informasi. Lebih mudah untuk percaya begitu saja dan kalau
ternyata salah, tinggal minta maaf bagi yang mau minta maaf atau didiamkan saja
lalu pindah ke hoax lainnya. Inilah surga para hoax master.
Tentu
saja mereka juga mesti mampu melihat pasar yang tepat untuk bisnis hoax-nya.
Iya, la. Siapa juga yang mau capek-capek membuat dan menyebarkan hoax tanpa ada
maksud dan keuntungan tertentu yang bisa diraih dari hoax itu.
Kalau
ada yang memproduksi dan menyebarkan hoax secara sukarela, bisa jadi yang
bersangkutan sedang dalam masalah kejiwaan yang berat.
Apa
syarat untuk menjadi hoax master selain keahlian tadi. Saya juga ngak tau.
Tapi, dari kontennya, dapat ditarik hipotesis. Jika kalian ingin menjadi hoax
master, sekurang-kurangnya kalian harus mematikan nurani kalian dan
meninggalkan agama kalian serta tidak lagi percaya kepada Tuhan.
Mengapa
harus mematikan nurani? Menurut kalian, orang yang membuat, menyebarkan dan
menarik keuntungan dari hoax nuraninya bekerja dengan normal atau tidak?
Menyebarkan hoax itu menyebarkan racun pikiran. Orang yang nuraninya bekerja
dengan baik, tidak akan melakukan itu.
Mengapa
harus meninggalkan agama? Menurut kalian agama apa yang mengajarkan umatnya
memproduksi kebohongan? Sependek yang saya tahu, tidak ada agama yang
mengajarkan umatnya begituan. Para Nabi dan Rasul pun tidak ada yang
mencontohkan seperti itu. Jadi kalau kalian terikat kepada agama yang kalian
yakini. Kalian tidak akan membuat, menyebarkan dan menarik keuntungan dari
hoax.
Mengapa
harus meninggalkan Tuhan? Jika hoax master telah meninggalkan agama, menurut
kalian mereka masih percaya kebesaran dan kemaha-tahuan Tuhan? Atheis dong?
Ngak juga. Kelompok Atheis meskipun tidak meyakini keberadaan Tuhan, belum
tentu nuraninya tidak bekerja dengan baik. Sedangkan hoax master, selain tidak
lagi percaya kepada kebesaran dan kemahatahuan Tuhan serta adanya hari
pembalasan, nuraninya juga bermasalah.
Bagaimana
dengan orang-orang yang karena rendahnya pengetahuan, atau karena dorongan emosi
kemudian tidak sengaja memproduksi hoax dan hoax itu tersebar luas? Itu kan
ngak sengaja dan harus dipastikan bahwa mereka tidak pura-pura tidak sengaja.
Bedanya dengan para hoax master, mereka ini dengan sengaja memproduksi hoax.
Jadi,
kalau kalian ingin menjadi hoax master atau berpartisipasi sebagai kaki tangan
hoax master dalam menyebarluaskan hoaxnya, itu urusan kalian.
Kalau
saya mah, ogah. Saya sedang dalam usaha untuk terus-menerus menjaga nurani dan
kejernihan berpikir. Saya juga terikat kepada agama yang saya yakini,
menggagumi kekasih Allah SWT dan percaya terhadap kebesaran dan kemaha-tahuan
Allah SWT. Saya juga percaya, bahwa setiap perbuatan pasti akan mendapatkan
ganjaran dari-Nya.
Orang
boleh-boleh saja setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu. Boleh juga
mendukung atau tidak mendukung sesuatu. Itu adalah pilihan masing-masing. Tapi,
hanya orang-orang yang membodohkan dirinya sendiri dan malas berpikir yang
mudah percaya kepada hoax.
Pada
konteks ini saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Prof. Rocky Gerung
pada acara Indonesia Lawyers Club beberapa waktu yang lalu, bahwa agar hoax tidak
berkembang biak, kita harus meningkatkan kapasitas otak kita. Kata Prof. Rocky
Gerung, “naikan kapasitas otak mu, maka hoax akan turun”.
Tapi,
saya tidak ingin menambah idiom baru untuk menambah semaraknya saling ejek,
menghina dan caci maki dalam perdebatan di medsos kita. Bukan apa-apa. Setiap
kali idiom itu digunakan untuk saling ejek, menghina dan mencaci, setiap kali
itu juga dosanya mengalir ke si pembuat idiom.
Begitulah...
No comments:
Post a Comment