Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Thursday, November 9, 2017

HOAX MASTER







Hoax master ini kira-kira pengertiannya adalah orang-orang yang sudah sangat ahli dalam membuat dan menyebarkan hoax.

Hoax itu menurut informasi yang beredar di mbah gugel kira-kira artinya kabar, informasi, atau berita palsu atau bohong. Sedangkan di wikipedia, hoax (berita palsu) adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi  dibuat seolah-olah benar adanya.

Nah, keahlian para hoax master ini sebenarnya luar biasa. Mereka bisa membuat yang tidak ada menjadi ada. Yang tadinya A menjadi B atau malah menjadi Z. Yang lurus menjadi bengkok. Yang bengkok menjadi keriting. Yang palsu menjadi asli. Dan, mereka bisa membuat banyak orang percaya dengan bualan mereka.

Hebat mereka kan, saudara-saudara:)



Kemampuan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Hanya orang-orang dengan keahlian tertentu saja yang mampu melakukannya. Dan pekerjaannya juga bukan pekerjaan yang gampang.

Hoax master, setidaknya harus memahami dengan baik konteks psikologis orang banyak. Mereka juga harus mampu mengukur kemampuan berpikir orang-orang yang menjadi targetnya. Mereka juga mesti terus menerus bekerja mencari isu-isu menarik yang bisa di hoax-kan. Mereka juga harus terus menerus memantau momentum yang tepat untuk meluncurkan hoax terbaru. Dan, mereka mesti mampu mengikat rasa percaya akut orang-orang sehingga begitu hoax diluncurkan, orang-orang yang menjadi target langsung percaya dan berpartisipasi menyebarluaskannya.

Mereka juga harus mampu mengemas hoax itu serapi mungkin. Dengan demikian, untuk mengetahui informasi itu benar atau tidak orang harus kerja ekstra keras lagi menggali informasi dari banyak sumber. Cukup banyak orang yang malas capek-capek membaca buku, jurnal, majalah, koran atau berita online pembanding dan menggali lebih dalam sebuah informasi. Lebih mudah untuk percaya begitu saja dan kalau ternyata salah, tinggal minta maaf bagi yang mau minta maaf atau didiamkan saja lalu pindah ke hoax lainnya. Inilah surga para hoax master.

Tentu saja mereka juga mesti mampu melihat pasar yang tepat untuk bisnis hoax-nya. Iya, la. Siapa juga yang mau capek-capek membuat dan menyebarkan hoax tanpa ada maksud dan keuntungan tertentu yang bisa diraih dari hoax itu.

Kalau ada yang memproduksi dan menyebarkan hoax secara sukarela, bisa jadi yang bersangkutan sedang dalam masalah kejiwaan yang berat.

Apa syarat untuk menjadi hoax master selain keahlian tadi. Saya juga ngak tau. Tapi, dari kontennya, dapat ditarik hipotesis. Jika kalian ingin menjadi hoax master, sekurang-kurangnya kalian harus mematikan nurani kalian dan meninggalkan agama kalian serta tidak lagi percaya kepada Tuhan.

Mengapa harus mematikan nurani? Menurut kalian, orang yang membuat, menyebarkan dan menarik keuntungan dari hoax nuraninya bekerja dengan normal atau tidak? Menyebarkan hoax itu menyebarkan racun pikiran. Orang yang nuraninya bekerja dengan baik, tidak akan melakukan itu.

Mengapa harus meninggalkan agama? Menurut kalian agama apa yang mengajarkan umatnya memproduksi kebohongan? Sependek yang saya tahu, tidak ada agama yang mengajarkan umatnya begituan. Para Nabi dan Rasul pun tidak ada yang mencontohkan seperti itu. Jadi kalau kalian terikat kepada agama yang kalian yakini. Kalian tidak akan membuat, menyebarkan dan menarik keuntungan dari hoax.

Mengapa harus meninggalkan Tuhan? Jika hoax master telah meninggalkan agama, menurut kalian mereka masih percaya kebesaran dan kemaha-tahuan Tuhan? Atheis dong? Ngak juga. Kelompok Atheis meskipun tidak meyakini keberadaan Tuhan, belum tentu nuraninya tidak bekerja dengan baik. Sedangkan hoax master, selain tidak lagi percaya kepada kebesaran dan kemahatahuan Tuhan serta adanya hari pembalasan, nuraninya juga bermasalah.


Bagaimana dengan orang-orang yang karena rendahnya pengetahuan, atau karena dorongan emosi kemudian tidak sengaja memproduksi hoax dan hoax itu tersebar luas? Itu kan ngak sengaja dan harus dipastikan bahwa mereka tidak pura-pura tidak sengaja. Bedanya dengan para hoax master, mereka ini dengan sengaja memproduksi hoax.

Jadi, kalau kalian ingin menjadi hoax master atau berpartisipasi sebagai kaki tangan hoax master dalam menyebarluaskan hoaxnya, itu urusan kalian.

Kalau saya mah, ogah. Saya sedang dalam usaha untuk terus-menerus menjaga nurani dan kejernihan berpikir. Saya juga terikat kepada agama yang saya yakini, menggagumi kekasih Allah SWT dan percaya terhadap kebesaran dan kemaha-tahuan Allah SWT. Saya juga percaya, bahwa setiap perbuatan pasti akan mendapatkan ganjaran dari-Nya.

Orang boleh-boleh saja setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu. Boleh juga mendukung atau tidak mendukung sesuatu. Itu adalah pilihan masing-masing. Tapi, hanya orang-orang yang membodohkan dirinya sendiri dan malas berpikir yang mudah percaya kepada hoax.

Pada konteks ini saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Prof. Rocky Gerung pada acara Indonesia Lawyers Club beberapa waktu yang lalu, bahwa agar hoax tidak berkembang biak, kita harus meningkatkan kapasitas otak kita. Kata Prof. Rocky Gerung, “naikan kapasitas otak mu, maka hoax akan turun”.

Tapi, saya tidak ingin menambah idiom baru untuk menambah semaraknya saling ejek, menghina dan caci maki dalam perdebatan di medsos kita. Bukan apa-apa. Setiap kali idiom itu digunakan untuk saling ejek, menghina dan mencaci, setiap kali itu juga dosanya mengalir ke si pembuat idiom.

Begitulah...

Note: gambar pada tulisan ini saya ambil dari http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2016/181162-Begini-Cara-Komunitas-Masyarakat-Indonesia-Anti-Hoax-Lawan-Berita-Bohong

No comments:

Post a Comment