Saya sebenarnya tidak suka membodoh-bodohkan orang lain walau kadang dalam keadaan kesal level tinggi, terucap juga. Hehehe
Kenapa?
Karena dalam pandangan saya, sepanjang orang tidak mengalami gangguan pada
fungsi syaraf dan otaknya, tidak ada orang yang bodoh. Yang ada hanyalah
perbedaan kemampuan berpikir dan inisiatif menggunakan otak.
Contohnya,
anak-anak akan bangga menyampaikan kepada orang tuanya bahwa dia mendapat nilai
100 pada penjumlahan 1+1, 2+2, 3+3, 4+4 dan 5+5 di sekolah. Itu adalah tingkat
kemampuan berpikirnya pada waktu itu. keberhasilannya menjawab semua soal itu
membuatnya merasa bangga dan berada pada puncak kepintaran.
Bagi
orang tuanya, mungkin biasa saja. Karena pada waktu itu si orang tua mungkin sudah
mampu menghitung penambahan, pengkalian, dan pembagian angka sampai 2,3 trilun.
Jadi kalau hanya 1+1 sampai 5+5 adalah kemampuan yang rendah sekali dibandingkan
kemampuan ortunya itu. Saat si ortu sebaya anaknya, mungkin masih salah
menghitung 5+5.
Itulah
sebabnya, apapun yang membuat anak anda bangga di usianya anda harus memujinya
dan mengakui kehebatannya itu. Kalau anda menghinanya, akan langsung mematikan
kemampuan berpikirnya karena hilangnya rasa percaya diri si anak.
Setiap
orang kemudian akan berpikir sesuai kemampuan berpikirnya itu. jadi kalau anda
ketemu orang yang kemampuan berpikirnya menurut anda lebih pendek dari anda,
tidak perlu menghakiminya dengan ucapan “Dasar Bodoh!”. Maklumi saja bahwa itu adalah
kemampuan berpikir terbaiknya saat itu. Kalau itu anda lakukan, anda patut
didiagnosa berpenyakit hati kategori sombong:)
Bagaimana
dengan orang yang sebenarnya daya jangkau otaknya pendek tapi ngotot merasa
paling benar dan tidak mau diberikan informasi baru yang lebih baik? Itu bukan
bodoh tapi bebal. Orang bebal ruang di otak dan hatinya sudah penuh tidak bisa
diisi lagi. Penyebab penuhnya otak itu bisa macam-macam, misalnya memang
kapasitas otaknya sedikit karena tidak di asah maksimal, atau pengaruh lainnya
yang mematikan fungsi-fungsi otaknya, termasuk akibat penyakit hati seperti
kesombongan, kedengkian, dan kebencian.
Bagaimana
dengan orang yang sebenarnya terbatas kemampuan berpikirnya dan suka
membodoh-bodohkan orang lain yang sebenarnya lebih luas wawasannya? Kalau ini
bebal plus bro. Bebal plus ngak tahu diri. hahaha. Setiap kali dia membodohkan
orang lain, saat itu juga kesempatannya untuk belajar lebih banyak menguap. Bahkan
dari orang yang dianggap bodoh itupun ada yang bisa dipelajari.
Bagaimana
dengan orang yang sebenarnya pintar berwawasan luas tapi suka meremehkan orang
lain dan menganggap orang lain bodoh? Dia mungkin pintar, tetapi terlalu
sombong untuk mengakui kepintarannya terbatas.
Btw,
saya menulis ini karena membaca banyak sekali orang yang membodoh-bodohkan
orang lain terutama di Medsos. Saya menjadi teringat pengalaman berdialog
dengan seorang teman yang ketika membodohkan orang lain karena kesal kepada
pimpinan di kantornya.
Kira-kira
begini dialog antara saya (S) dengan teman itu (T):
T: Bodoh
sekali, dia.
S: Kenapa?
T: Masak,
dia tidak bisa mengerti maksud ku, percuma dia pejabatnya.
S: Jadi, dia
bodoh?
T: Iya.
S: Kalau dia
bodoh, kamu yang pintar?
T: ...
S: Kamu jadi
apa di sini?
T: Staf.
S: Orang itu
jadi apa di sini?
T: Pimpinan.
S: Kalau
kamu pintar mengapa tidak kamu yang jadi pimpinan?
T: ...
S: Bukankah karena
dia lebih pintar, makanya dia menjadi pimpinan?
T: Tapi, dia tidak mau mendengar masukan ku dan
idenya itu tidak mungkin dilakukan.
S: Bisa jadi
ide mu tidak realistis menurut dia, atau ide mu itu terlalu tinggi untuk
dicerna dengan kemampuan berpikirnya atau kamu yang tidak mampu bekerja dengan
baik.
T: Apakah
tidak ada pimpinan yang bodoh? Bagaimana dengan orang yang menjadi pimpinan
bukan karena kemampuannya tapi karena uang atau kolega.
S: Bukankah
dia pintar menggunakan pengaruh uang dan koleganya?
T: Iya, tapi
itu kan perbuatan tidak baik dan haram.
S: Benar
bro, banyak sekali orang pintar yang tidak peduli halal dan haram. Koruptor itu
pintar ngak?
T: Pintar.
S: Peduli
ngak dia dengan halal dan haram?
T: Tidak.
No comments:
Post a Comment