Kelihatannya
kita memerlukan satu kementerian lagi untuk mengatasi masalah ketidaktenangan jiwa.
Mungkin bisa disebut Kementerian Ketenangan Jiwa dan Menterinya di sebut Menteri
Jiwa Tenang. Tupoksinya mengatasi jiwa yang gelisah. Hehehe.
Tapi
jangan salah di tafsir ya. Saya tidak bermaksud untuk membicarakan orang yang
menderita penyakit kejiwaan sebagai
kombinasi afektif, perilaku,
komponen kognitif
atau persepsi
yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf
yang menjalankan fungsi sosial manusia yang kemudian menjadi pasien sakit jiwa.
(pengertian penyakit kejiwaan ini dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_mental)
Bukan
itu.
Ini
bukan tentang orang yang memiliki gangguan mental atau sakit berubah ingatan, tetapi
tentang orang yang jiwanya tidak tenang. Ketidaktenangan jiwa ini mesti
ditangani dengan serius jika tidak ingin memunculkan dampak sosial yang luas.
Memang
sih, kita sudah ada kementerian kesehatan, ada kementerian agama, ada
kementerian pendidikan dan kebudayaan, ada kementerian riset, teknologi dan
pendidikan tinggi, ada juga beberapa kementerian pemberdayaan manusia. Kita juga
punya banyak sekali sekolah umum, sekolah agama, mulai dari tingkat dasar
sampai pasca sarjana. Punya banyak sekali organisasi kemasyarakat dalam segala
bidang. Banyak juga partai politik yang menampung dan menyampaikan aspirasi. Kita
juga memliki ratusan anggota DPR mulai dari tingkat kabupaten sampai DPR RI,
plus DPD. Kita juga dipimpin oleh banyak pemimpin mulai dari tingkat lingkungan
sampai presiden dan seterusnya.
Tapi,
masih banyak juga jiwa-jiwa yang tidak tenang.
Ada
suami yang menembak istrinya karena di gugat cerai.
Ada
remaja yang berkelahi, tawuran dan balap liar untuk tampak hebat.
Ada
yang korup demi terlihat terhormat dan kaya.
Ada
yang memanipulasi keinginan beribadah orang banyak demi keuntungan materi.
Ada
yang memeras untuk mendapatkan narkoba dan miras.
Ada
yang merampok untuk foya-foya.
Ada
yang menghina dan mencaci maki karena beda pilihan politik dan cara memahami
tuhan.
Ada
orang tua yang membunuh anaknya karena marah kepada pasangannya.
Dan
banyak lagi.
Apa
saja wujud jiwa yang tidak tenang itu? diantaranya:
jiwa-jiwa
gelisah yang pemarah
jiwa-jiwa
gelisah yang egois dan mau enaknya sendiri
jiwa-jiwa
gelisah yang pendusta
jiwa-jiwa
gelisah yang munafik
jiwa-jiwa
gelisah yang sombong
jiwa-jiwa
gelisah yang tidak bisa melihat keadaan
jiwa-jiwa
gelisah yang selalu resah
jiwa-jiwa
gelisah yang manipulatif
Jiwa-jiwa
gelisah yang jomblo tidak termasuk ya, hehehe.
Hayo,
siapa yang mau menjadi Menteri Jiwa Tenang!
No comments:
Post a Comment