Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Friday, November 17, 2017

PAK, SERATUS HARI SUDAH



Oleh: Maya Sari AR

Kalau di ingat-ingat zaman lampau dan zaman now, sosok Bapak buat ku adalah segalanya.

Bapak itu tegas banget, disiplin, teratur, rapi. he is one of the perfect man that i know.

Waktu kecil gak ada tu yang namanya nonton tv kalau hari sekolah. Setiap jam 19.00 WIB, tv dah harus di matiin. Harus masuk kamar dan belajar.

Kadang, waktu si Bapak inspeksi ke kamar, buku bacaan tepat di depan wajah.kereeennn kan?? Soalnya kalau ketahuan tidak belajar, bisa gawat. Tekun bener nih anak pikir Bapak. Nah looo..gimana gak tekun, di baliknya buku pelajaran itu ada komik seru, hahayy.. Nakal-nakal remaja..



Jam 22.00 waktu terlama untuk tidur malam. Lampu kamar harus mati, tanda bahwa penghuni kamar sudah harus tidur. Tapi, Kenakalan remaja sering berlanjut. Di balik pintu kamar, menggunakan cahaya yang berasal dari ruang tamu tetap baca komik.

Setiap makan malam harus makan di meja makan bersama. Apapun kegiatan harus di hentikan. Bersyukur, kegiatan makan bersama membuat keluarga akrab dan dekat satu sama lain.

Jangan pernah letakkan barang di sembarang tempat. Itu prinsip si bapak. Letakkan barang kembali pada tempatnya. Nah untuk urusan yang satu ini emang gak bisa di anggap main-main. Siap-siap aja kena amukan penggetar jiwa.

Jangan suka jajan sembarangan. Si bapak paling nggak suka tu makan yang mengandung penyedap masakan. So... Dia suka marah kalau kami kebanyakan jajan di luar. Nah, biasanya jajanan luar di bawa pulang ke rumah. Trus di makan di rumah, jadi jajanan dalam rumah. Haha, salah satu kenakalan remaja lainnya.

Harus on time. Benar-benar disiplin. Aku sering bilang kalau Bapak itu panglima perang. Sistem militer berlaku di rumah ku. Padahal Bapak PNS. Terkadang ampe geleng-geleng kepala aku di buat si Bapak. Kalau ada acara keluarga janji berangkat jam 8 malam, jam 4 sore dah di buru-buru untuk bersiap.1 jam sebelumnya pasti Bapak dah siap. Kata Bapak lebih baik menunggu daripada di tunggu. I love it.

Bapak selalu menjadi guru, sahabat, motivator terbaik. Ketika masalah datang, dia selalu memegang tangan dan menenangkan anak-anaknya. Doa tulusnya selalu ada untuk anaknya dalam setiap sujudnya. Berupaya sebisanya mendukung anak-anaknya tanpa mendikte anak-anaknya. cerita tentangnya gak ada habisnya..terutama ilmu dan kasih sayangnya.



Tapi jangan berpikir kalau Bapak tidak demokratis dan mau menang sendiri. Dalam urusan yang berkaitan dengan masa depan anak-anaknya, bapak memang sulit kompromi, tapi untuk kepentingan bersama sebagai keluarga, tidak ada putusan yang diambil sendiri. Mau buat rumah, modelnya diserahkan kepada anak-anak. Mau pasang keramik, milih keramiknya sesuai selera anak-anak. Mau ngecet rumah, semua anak-anak di ajak ke toko cat untuk memilih cat yang sesuai selera.

Dan, bapak adalah laki-laki paling romantis yang pernah ku lihat. Bahkan di akhir hayatnya, Bapak masih berusaha membuat surprise untuk ibu ku.

Sekarang, 100 hari sudah fisik Bapak tidak lagi bersama kami. Berharap semoga Allah SWT menjaganya disana. Lewat tulisan di hari yang ke 100 ini, semoga Bapak tau kalau kami sangat menyayangi mu. Dan aku, selalu menyebut nama mu dalam doa dan sujud ku.

No comments:

Post a Comment