Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Tuesday, November 14, 2017

OM DAHAK OM



Oleh: Maya Sari AR


Ternyata usia tua gak jaminan kedewasaan.

Ceritanya pagi ini pengen sarapan mie ayam, dan aku langsung menuju TKP. Tuh tempat mie ayam masih sepi. Cuma ada seorang bapak separuh baya. Pesan dulu lah, pikir ku. Soalnya kalau gak mesan, masa iya aku yang jual. Hahaha.

Sambil nunggu pesanan, duduk lah diriku di samping tu Bapak. Mungkin karena efek yang duduk di sebelah ku seorang pemuda tua. Jam terasa lama berlalu. Hahhaa, maafkan daku suami ku.

Sekitar 5 menit, terdengar suara "hoarkkk" dari samping.

Tu bapak batuk berdahak. Dari suaranya aku hampir mikir ada organ dalam tubuhnya ikut keluar. Hehehe. Kan gak lucu juga kalau usus 12 jari ikutan keluar.

Nah, sesuai keadaban, Aku tuh mikirnya, nih bapak pastinya keluar sebentar trus buang dahak. But...helloowwww, tu bapak membuangnya ke lantai, di bawah meja dan dapat ku lihat.

Jlebbbb, rasanya pengen bilang "bapak sehatttt???"

Si bapak pake spontan segala ngelirik ke aku. Mungkin yang ada dalam pikirannya "sabar anak muda, itu hanya dahak yang sedikit kehijauan." Aduh pak, selera makan ku jadi buyar entah kemana.

Wahh. Parah nih bapak.

Tapi, aku juga manusia yang kadang khilaf, salah dan kepo. Kerja otak dan mata ku nggak sejalan. Otak bilang jangan dilihat apa yang di keluarin bapak itu tadi, ntar nyesal. Tapi mata ngak kompak, masih juga pengen ngelirik. Setelah pergolakan batin terjadi, akhirnya mata menang. Aku ngeliat juga apa yang tadi di keluarkan dari mulut si bapak. Benar, kannn..aku nyesal, hiks... hiks...

Sebenarnya, kalau di pikir pake logika, aku tu dah tau apa barang berlendir yang bakal di keluarin si bapak dari mulutnya. Bisa juga membayangkan warnanya. Tapi, masih di lihat juga. Berharap ada keajaiban, yang keluar itu durian segede kelapa, hahaha, nasib-nasib.

Dan disini lah aku menunggu mie ayam dalam penyesalan. Ibarat lagi ngantri tiket di bioskop untuk nonton film yang lagi booming dengan  antreannya sepanjang anakonda sambil dengar cekikikan dan selfi-selfian cabe-cabean di samping kita. Dan, gitu giliran beli tiket tiba, tiketnya abisss.." Opss!!!

Ok, kembali fokus. Akhirnya pesanan si bapak datang juga. Aku langsung mikir, "masa, sih, bisa makan dengan dahak segede jempol kaki di bawah meja?"  

Eee, alah. Si bapak makan dengan santainya. Ooo My God, bisa ya ketelan pak, makanannya.

Aduhh Kasian loh pak, yang punya tempat makannya akibat kurangnya kesadaran orang seperti bapak. Harus bersihin yang begituan. Belum lagi pelanggan lainnya menjadi jijik dan ilfeel. Bapak si enak tinggal telan. Kalau aku, malah jadi ngak bisa nelan.

Mungkin di pikir si bapak, gak sampe seember kok, ngak apa-apa.

Aku cuma bisa geleng-geleng kepala. Aku berusaha mengambil hikmah dari tingkah si bapak, mudah-mudahan ketika aku tua nanti, aku tetap beretika ya, pak.

Aku juga bersyukur pergi sendirian tanpa ada jagoan cilik ku. Coba kalau dia ikut, aku bakal susah njelasin ke dia, bahwa di sekelilingnya banyak sekali orang tua yang tidak pantas diteladani.

Dan yang paling penting, jangan pergi makan keluar ketika sedang batuk wakwkawaaa.*

No comments:

Post a Comment