Tentang
keterlibatan dalam kasus korupsi E-KTP yang dituduhkan ke Pak Setya Novanto,
ketua DPR RI kita, saya tidak akan berkomentar banyak.
Apakah
nanti KPK berhasil menuntaskan kasus yang di duga melibatkan Setnov atau tidak,
atau sebaliknya pak Setnov kembali secara hukum lolos dari tuduhan, waktu akan
menjawabnya. Yang pasti saya mendukung KPK sepenuhnya untuk menuntaskan kasus E-KTP
itu sampai ke akar-akarnya dengan tetap menghargai bahwa pak Setnov juga berhak
membela diri.
Usaha
yang kedua ini adalah tantangan besar untuk KPK. Ada marwah besar dan titik
kulminasi kepercayaan publik yang sedang dipertaruhkan di sana.
Memang,
saat kasus ini mencuat ke publik dan melibatkan Ketua DPR RI serta
memperhatikan wacana publik yang berkembang, rasanya bercampur aduk antara
memalukan, memprihatikan dan mengecewakan.
Tapi,
terlepas dari itu semua. Kalau di perhatikan di grup-grup diskusi dunia fiksi yang
mempertemukan Bong dan Pret, ada fenomena yang menarik juga dalam percintaan
dramatis antara Bong dan Pret. Tentang percintaan ini kemaren sudah saya tulis
di http://rfwahyudi.blogspot.com/2017/11/pret-rindu-bong-bong-rindu-pret.html.
Bong
dan Pret meski saling merindu tetapi selalu berada di jendela berseberangan,
berhasil disatukan pak Setnov di satu titik. Bong dan Pret sama-sama penasaran
bagaimana akhirnya kasus ini dan kelihatannya kompak sama-sama membully pak
Setnov di alam fiksi mereka. Jadi, Pak Setnov menjadi titik pertemuan dua hati
yang berbeda.
Nah,
bagi yang ingin melihat Bong dan Pret dapat diskusi mesra bersama, berdialog
sambil bercanda, tersenyum dan tertawa bersama, tanpa ada rayuan caci-maki dan
hina-menghina diantara mereka, mesti berterima kasih kepada pak Setnov. Hehehe
Memang
ada sedikit perbedaan pandangan terkait KPK. Ada yang yakin KPK akan sukses
kali ini dan ada pula yang meragukannya. Sedangkan untuk pak Setnov nya mereka
kelihatannya kompak.
Tapi,
titik temu itu hanya soal Pak Setnov saja. Kalau sudah soal pilihan politik, agama
dan keyakinan, tokoh-tokoh yang dikhultuskan, Bong dan Pret kembali keadaan
semula, bercinta melalui jendela yang bersebrangan dengan bahasa romantis khas
merekaJ
Yah,
apa boleh buat. Kelihatannya uda dari sononya begitu. Mungkin di butuhkan
banyak Pak Setnov-Pak Setnov yang lain untuk mempertemukan mereka di titik yang
sama.
Tanpa
Bong, kehidupan Pret sepi. Tanpa Pret, kehidupan Bong tidak bergairah. Tanpa
mereka, kehidupan di Dunia Fiksi tak cetar membahana.
Begitulah...
No comments:
Post a Comment