Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Saturday, November 18, 2017

SAATNYA PEMILIK TIANG MEMBENAHI TIANGNYA




Tiang listrik

Saya turut prihatin dengan peristiwa kecelakaan yang di alami pak Setnov, ketua DPR RI kita. Bagaimanapun kecelakaan itu musibah. Biasanya orang-orang yang mengalami gangguan mental – misalnya depresi berat – yang  sengaja mencelakai dirinya sendiri dengan sengaja. Mudah-mudahan pak Setnov tidak termasuk kategori ini.

Karenanya saya mendo’akan agar pak Setnov segara pulih seperti sedia kala. Kalau perlu seluruh penyakit yang ada agar hilang. Dengan demikian pak Setnov dapat meneruskan niat yang sempat tertunda, yakni mengujungi salah satu stasiun TV untuk wawancara, kemudian memimpin rapat partai, dan akhirnya mampir ke KPK. Amin. (http://nasional.kompas.com/read/2017/11/16/21101681/ini-kronologi-kecelakaan-setya-novanto)

Tapi, ada yang unik. Kalau diperhatikan di medsos, netizen kelihatannya lebih peduli kepada kondisi “keselamatan” tiang listriknya dari pada kesehatan pak Setnov. Tiba-tiba tiang listrik menjadi selebritis. Waduh, kok bisa gitu ya...? Entah lah. Malah, sampai katanya ada yang mau memberikan hadiah sayembara kepada tiang listrik itu, meski kemudian di batalkan (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171117174606-20-256401/tiang-listrik-batal-menang-sayembara-setnov-rp10-juta/)



Btw, mumpung perhatian kepada tiang listrik fenomenal itu sedang tinggi-tingginya, PLN, Telkom dan perusahaan yang mendirikan tiang-tiang lainnya mesti ambil momentum. Momen ini dapat digunakan untuk mengeksekusi tiang-tiang terutama di daerah perkotaan. Pindahkan kabel-kabel itu ke dalam tanah. Jangan pakai tiang lagi.

Ini penting loh, tiang-tiang itu bisa memunculkan  kesan kesemarutan dan acak-acakan jika tidak ditata dengan baik penempatan dan pemasangan kabel-kabel di sana. Jadi kalau  di bawahnya di tata taman-taman, tiba-tiba diatasnya berseliweran kabel-kabel kan ngak asik juga. Apalagi berdesakan pula kabel-kabel itu dengan papan reklame dan spanduk-spanduk. Lengkap sudah ketidaknyamanan mata.

Selain itu, peristiwa pak Setnov membuktikan bahwa tiang-tiang itu bisa juga berbahaya. Kalau mobil berisi penumpang selevel pak Setnov yang notabene adalah pejabat tinggi negara yang mesti selalu hati-hati bisa nabrak tiang listrik, konon pula mobil yang di kendarai cabe-cabean yang menganggap semua jalan raya itu arena balap. Belum lagi oknum supir angkutan umum yang merasa dewa jalanan. Bisa dibayangkan saat lagi seru-serunya nginjak gas, tiba-tiba di hadang tiang. Hmmm.

Dan, Mobil yang ditumpangi pak Setnov itu bukan satu-satunya yang pernah menabrak tiang listrik. Banyak lagi yang lain dengan keadaan mobil  ‘sedikit’ lebih parah dari keadaan mobil yang berisi pak Setnov itu.

Memang sih, seluruh kecelakaan yang melibatkan tiang di dalamnya bukan salah tiangnya. Karena tiangnya kan diam aja di situ. Kendaraanlah yang mendatanginya dan tiang itu tidak berdaya mengelak. Tapi, kalau tiangnya tidak di posisi yang bisa dijangkau kendaraan, setidaknya pengemudi kendaaraan dan tiangnya bisa selamat juga dari kecelakaan.

Contohnya di Jerman seperti yang diceritakan oleh Denina di Kompasiana. Menurut tulisan itu, di sana tidak ada tiang listrik di permukaan tanah, semua kabel-kabel itu di dalam tanah (https://www.kompasiana.com/emmanuellykeisa/mari-sekilas-melirik-tata-kota-jerman_5528cb7cf17e61dd088b4579) .



Nah, kalau tak ada lagi tiang untuk kabel-kabel itu dipermukaan, selain kotanya lebih indah, anak-anak bisa main layang-layang lebih bebas, juga peristiwa seperti yang dialami Pak Setnov tidak terulang dan di alami juga oleh pejabat-pejabat negara lainnya. Nanti kalau gelombang empati terhadap tiang listrik semakin besar, bisa repot juga. Hehehe.

Begitulah...  

Note: Foto yang digunakan diambil di salah satu persimpangan di dekat rumah saya. Abaikan prilaku lalu lintasnya dan fokuskan saja ke tiang dan kabel-kabelnya:)

No comments:

Post a Comment