King
Salman, maaf ya, kemaren tidak sempat ngantar ke Bandara, saya sibuk soalnya.
Juga ngak ada ongkos kesana. Hehehe.
King
Salman: “Anda siapa? Sok akrab amat, sih!”
Hahaha,
heran ya, King Salman? Udah, biasa aja. Saya dan sebagian kami memang suka
gitu. Perasaan akrab dan sedikit narsis. Tapi percayalah, kami semua baik hati
kok.
Maaf
ya King Salman, keberangkatan anda di Medsos kami tidak semeriah kedatangan
anda. Jangan sedih ya. Mungkin kami lelah. Soalnya kami sudah menghabiskan terlalu
banyak energi dan paket data di awal-awal kedatangan anda. Mahal loh paket
data. Ada sih yang murah, tapi kami harus mempertebal iman dengan kesabaran dan
keikhlasan menunggu loading-nya.
Anda
baru berencana akan datang saja, kami, para Medsos mania, sudah gegap gempita.
Minggu-minggu menjelang hari H, semakin meriah. Grup WA saya membicarakan anda
seolah-olah minum obat saja. Minimal 3 kali sehari ada update informasi tentang
anda, keluarga anda dan orang-orang yang akan ada kunjungi serta uang yang akan
anda bawa. Rame lah pokoknya. 17 Agustusan kami saja kalah meriah di jagad maya.
Selama
anda di Jakarta, diskusi dan perdebatan tetap membahana. Tapi setelah anda di
Bali, sebagian besar penghuni ruang chat
diskusi mulai menarik diri dan berdebat tentang yang lain lagi. Anda sudah
mulai jarang di bicarakan, uang ada juga, keluarga anda juga, orang-orang yang
jadi dan tidak jadi anda jumpai juga. Yang menarik diri tadi tidak dikenai
sanksi ya King Salman, maklum tidak ada juri.
Saya
jadi rindu juga. Wajah teduh anda benar-benar menarik perhatian saya:) serius
loh King Salman. Saya benar-benar gampang terpesona dengan tokoh-tokoh yang
menenangkan hati. Tapi apa daya, Medsos dan grup WA sudah jarang share berita tentang anda. Mungkin
karena media juga sudah mulai lelah meliput, ya. Pilkada Jakarta lebih menarik
soalnya:) jauh lebih menarik dibandingkan Pilkada di 100 daerah lainnya.
Benar
kan cerita saya yang lalu. Kami hanya rame saat peristiwa sedang terjadi saja. Setelah
peristiwa berlalu, kami rame lagi untuk peristiwa yang lainnya. Jadi anda
jangan tersinggung ya.
Kami
seringnya begitu, sih. Saat Pilkada, aktif semua. Labrak sana-labrak sini.
Setelah itu, jalan berlubang, sekolah roboh, jembatan ambruk, cewek-cewek di
begal, layanan publik bermasalah, hilangnya lahan publik, paling jadi berita
sambil lewat saja. Nanti saat Pilkada lagi, rame lagi. Petahana yang kerja seadanya
pun bisa memimpin kembali. Jadi King Salman, jangan berkecil hati kalau
keberangkatan anda ke Jepang kami lepas dengan sunyi.
Tapi
mudah-mudahan ke depan, tidak begitu lagi. Hmm, kalau korupsi, kemaren sudah saya
ceritakan kepada anda bahwa nanti hanya orang gila dan orang bodoh saja yang
berani melakukannya. Kegilaan kami di Medsos akan menelanjangi mereka dan
konco-konconya. Kecuali hati mereka terbuat dari batu bata, mereka pasti tidak
berani lagi tidak amanah.
Kami
kan pemberani semua. Jangankan menelanjangi pelaku korupsi, areal bom teroris
saja kami jadikan tempat selfi-selfi sesaat setelah bomnya meledak. Anak-anak
sekolah kami bahkan ada yang berani menantang teroris berkelahi. Salut deh sama
adek-adek ini. Mereka patut di contoh sama yang hobi tawuran dengan sesama.
Tapi jangan diulangi ya dek, itu sungguh-sungguh berbahaya. Ikut #pelajarkerenchallenge
aja. Lihat di http://rfwahyudi.blogspot.co.id/2017/03/pelajarkeren-challenge.html#more
Cecurut
yang memaksa sebagian pejabat kami untuk korupsi juga siap-siap untuk gigit
jari. Mereka tidak akan bisa lagi melobi, mengirimkan proposal dan menekan
kesana kemari untuk memindahkan uang dari kantong negara ke kantong pribadi
mereka. Apalagi menjadi makelar proyek, kami akan hantam dengan transparansi. Mereka
yang bergaya megah tapi dengan uang hasil korupsi, akan wassalam dengan
sendirinya. Ayo KPK, OTT-kan saja semua.
Kami
akan memperlakukan mereka seperti vampir di film Barat. Mereka menjadi
penghisap-penghisap darah yang diburu dan saat tertangkap akan ditancapkan paku
perak di dadanya atau di tarik ke sinar matahari dan luluh menjadi debu. Mereka
tidak akan sempat tersenyum dan melambai dadadada ke kamera pewarta.
Kenapa
vampir film barat? Karena vampir di film Tiongkok terlalu kaku dan gampang
dideteksi soalnya. Jadi gak terlalu seru. Vampir di film Tiongkok, walaupun
berbahaya, tapi mereka mudah ditemukan dan melompat-lompat saja. Kalau udah
ditempel kertas jimat di kening, mereka bisa dikendalikan. Kalau vampir film
barat, fleksibelitas dan kesaktiannya luar biasa. Mereka kesehariannya seperti
manusia pada umumnya. Ada yang cakep-cakep dan seksi juga. Pakaiannya juga
mewah-mewah dan ada yang pacaran dengan manusia, hahaha. Jadi musti
pintar-pintar untuk mendeteksinya.
Kalau
memperlakukan koruptor seperti jin-jin populer di Indonesia, kurang tepat
rasanya. Soalnya, sebagian kami bergaul akrab dengan jin ini. Lagian pengemar komunitas jin
banyak juga walau sekarang sudah mulai jarang muncul di biskop dan tv
swasta. Beberapa lokasi kediaman komunitas Jin malah menjadi dinasti wisata serta
menangani Jin juga bukan perkara kasat mata. Jadi, jin-jin ini ada
manfaatnya juga bagi kami, sedangkan koruptor tidak bermanfaat sama sekali.
Nah,
King Salman. Walaupun anda sudah kembali ke Arab Saudi nanti, jangan ragu-ragu
untuk menambah investasi anda di negara kami. Kami akan terus berbenah diri dan
memastikan investasi anda tidak sia-sia. Mudah-mudahan bermanfaat untuk negara
anda dan negara kami. Secara, kan kita bersaudara. Hehehe, saya bantu Presiden
dan pemerintah kami promosi ya, ngak apa-apa kan.
Oh
ya King Salman. Sekarang saya tidak lagi sibuk mencari-cari berita untuk di share di grup WA. Tapi saya punya hobi
baru membaca komen-komen di berita online
dan postingan status Medsos. Seru soalnya.
Banyak
yang berdebat di sana dan sebagian menuju ke kedangkalan berpikir. Semakin mereka
berdebat semakin kelihatan ketidakmengertiannya. Saat kata-kata yang hendak
diketik mulai berkurang, emosi meningkat, lalu berubah menjadi irama hina
menghina.
Perdebatan
mereka menjadi guru bagi saya. Betapa kita hanya dianugrahkan tetesan-tetesan
pengetahuan yang sama sekali tidak cukup untuk dijadikan dasar memelihara
kesombongan. Mudah-mudahan mereka segara bosan ya King Salman.
Kalau
kami sudah bosan, orang-orang yang sengaja mengaduk-mengaduk emosi kami juga
jadi ngak punya kerjaan. Mereka gak bisa lagi mendulang duit dari iklan
dengan menaikan berita sensasi dan cocokologi. Orang-orang yang memanfaatkan
perdebatan itu untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya juga akan merugi. Mau
buat hoax kek, berita palsu kek, berita pelintiran kek, gak akan berguna. Kami
bosan soalnya. Tapi untuk urusan kritik mengkritik berdasarkan fakta dan data, kami akan jadi jagonya.
Sekali
lagi King Salman, selamat jalan. Terima kasih ada sudah berkunjung dan
investasi di negara kami. Mudahan-mudahan anda selalu dalam lindungan Allah SWT
dan negara anda bisa berkunjung lagi sebelum 47 tahun dari tahun ini.
No comments:
Post a Comment