Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Sunday, March 5, 2017

KING SALMAN, KAMI MEMANG GITU ORANGNYA (EPISODE KEDUA)



King Salman, kemaren saya mau cerita tentang cuaca moody di rakyat kami, kan. Cuaca moody ini sebenarnya tentang derasnya informasi di media, terutama media sosial yang membuat suasana hati kami berubah-ubah, tergantung selera. Tapi selera siapa, ntah lah. Tapi sekali lagi, cuaca moody ini tidak akan menganggu investasi anda.
Untuk cuaca rakyat yang moody, anda tidak usah galau memikirkannya. Kami memang gitu orangnya. Ini bagian dari keahlian kami juga. Keahlian ya, King Salman, bukan kelainan. Sekali lagi keahlian! Kalau anda mempelesetkan jadi kelainan, anda nanti bisa dikenai keahlian kami. Maaf sedikit mengancam ya, itu juga bagian dari gaya soalnya, Hahaha.

Semua yang ada kami bicarakan, kami perdebatkan, kami meme kan, ada juga yang kami hoax kan. Informasi dipelintir juga udah biasa. Kami juga ahli dalam menilai orang lain dan membuat teori konspirasi. Kami bisa mengaitkan segala-galanya dengan segala-galanya. Kalau anda ngak percaya, lihat aja di medsos kami. Jangankan anda, putri anda dan mantan menantu anda yang sedang ntah dimanapun bisa kami jangkau. Hebat kan, kami:) dan hebatnya lagi, kami mudah percaya pada apa saja yang sesuai dengan selera. Hoax pun jadilah. Asal cocok, gas terussss. Jangan anda bilang kalau kami juga punya hobi ghibah berjamaah ya. Kalau ghibah ini kami ngak kenal, fitnah pun kami gak punya. Kami hanya pernah kenal dengan istilah korupsi berjamaah. Itupun hanya pernah kenal, hehehehe. Oh ya, jangan juga berpikir untuk melihat keahlian kami ini sebagai peluang investasi bagi negara anda, biarlah negara lain saja yang melakukannya. Kita kan bersaudara.
King Salman, kami sekarang bebas berbicara. Saking bebasnya, bahkan ada yang menghina dan memaki saja isi status dan informasi di Medsosnya. Malah ada yang membuat akun khusus untuk meyebarkan fitnah atau teori konspirasi atau berita pelintiran mengatasnamakan kebenaran dengan iklan cewek seksi di dalamnya. Dan ada saja yang meng-share-nya. Dulu kami tidak bisa bicara seenak perut kami, akan ada bahayanya. Sekarang kami bisa membicarakan apapun yang kami suka. Bahkan presiden, pejabat negara dan pemerintahan, tokoh masyarakat, serta ulama dan orang-orang pintar pun dikata-katai:). Hehehe, gawat betul kelihatannya. Tapi itu di Medsos saja King Salman. Nanti kalau di proses hukum, biasanya kami langsung berubah, yang nangis tersedu-sedu juga ada.
Kami kalau sudah berpendapat, agak ngotot gitu dengan pendapat masing-masing. Semuanya merasa paling benar dan menyalahkan yang tidak sejalan kemudian membuat nickname untuk mengejek pihak lawan. Nickname ini rame juga. Ada jokower, ahoker, prabower, pepo, memo, taiker, hater, pentol korek, kutil babi, kaum bumi bulat dan kaum bumi datar, bani yani, bani serbet, kecebong, panasbung (pasukan nasi bungkus), kaum penista, dan sebagainya. Kalau anda punya pengikut dan kami belum memiliki nickname untuk pengikut anda, berarti anda kurang mantap, hehehe. Anda kalau mau menambahkan juga, silahkan. Tapi hati-hati ya. Tidak mudah menyalah-nyalahkan kami. Kami lebih suka menyalahkan orang lain. Kami bisa melihat semut di seberang lautan. Sinar mata kami bisa menembus gajah di pelupuk mata sehingga gajahnya ngak kelihatan lagi.
Akhirnya, kami, menurut kami, benar semua dan salah semua:) Tapi tenang aja King Salman, biasanya kami baru benar-benar rame kalau peristiwa sudah terjadi. Kalau belum terjadi, kami tenang-tenang aja. Kalaupun rame ya sekedarnya. Misalnya kasus beberapa seni tradisi kami yang diklaim tetangga. Kami rame setelah mengetahui informasi bahwa tradisi kami ternyata dimanfaatkan negara tetangga untuk meningkatkan dinasti wisatanya. Padahal, sebagian besar dari kami sebenarnya sama sekali tidak peduli dengan seni tradisi itu. Buktinya, setelah kehebohan berakhir, sebagian besar kami kembali ke keadaan semula, tidak peduli. Makanya sekarang entah bagaimana nasib seni tradisi itu, saya juga ngak tahu.
Dulu ada anak kecil bernama Ponari dengan batu saktinya, kami heboh. Ada juga kasus Prita yang bermasalah dengan layanan rumah sakit, kami rame-rame kumpulkan uang logam (koin) untuk Prita ini. Ada juga kasus orang yang bisa menggandakan uang dari punggungnya, rame juga. Lalu ada kasus pembunuhan yang dilakukan menggunakan sianida di dalam secangkir kopi, rame lagi. Dan sekarang seperti yang King Salman mungkin sudah ketahui dari laporan keadaan terkini dari Dubes di Jakarta, kehebohan kami seputar Pilkada Jakarta dan kasus penistaan agama. Anda dikait-kaitkan juga loh, King Salman, hehehe.
Tapi untuk peristiwa di Jakarta, saya tidak bisa memprediksi ujungnya bagaimana. Karena sebagian dari kami merasa masalah itu sudah masuk ranah hakiki, sebagian lagi tidak. Nanti kita lihat saja perkembangannya bagaimana. Tapi saya percaya bahwa kami semua sudah dewasa walaupun selalu saja ada menyelam di air keruh sambil minum-minum. Penyelam inipun biasanya tidak bertahan lama. Namanya menyelam di air keruh dan minum air keruh, pasti suatu saat perutnya akan bermasalah. Ya, kan.
Bahwa kami semua dewasa sudah beberapa kali kami buktikan. Waktu Pilpres kemaren, hebohnya bukan main. Isunya ntah apa-apa. Makanya banyak pakar yang memprediksi, pasca pilpres itu kami akan terpecah-pecah serta mungkin akan berdarah-darah. Malah ada yang sampai menyeru segala untuk membangun dapur umum waktu itu. Tapi alhamdulillah, kami baik-baik saja walau riak-riaknya masih terasa. Banyak pakar politik luar negeri yang terheran-heran dengan cara berdemokrasi kami. Tapi itulah bukti kalau kami semua sudah dewasa.
Nah, kedewasaan kami ini lah yang membuat investasi anda dan tentu saja negara lainnya aman. Jadi jangan khawatir. Investasikan saja sebanyak yang ada mampu investasikan. Mudah-mudahan akan menguntungkan anda dan kami. Apalagi kita bersaudara. Masalah hukum dan pemerintahan sekarang juga semakin terbuka. Kami dengan mudah akan menelanjangi penyimpangan-penyimpangan yang ada terutama di Medsos, sehingga nanti hanya orang gila dan orang bodoh saja yang ketika menjabat berani tidak amanah. Yang tidak ada saja bisa kami ada-adakan, apalagi penyimpangan yang benar-benar dilakukan. Itu akan menjadi kontrol untuk hukum dan pemerintahan kami termasuk politik juga. Jadi kalau ada pihak-pihak yang coba-coba untuk mempengaruhi anda dan investasi anda untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, bilang saja sama mereka, “GIGI SAMA KAU!” hahaha.
Jadi, percayalah King Salman. Kami sekarang memang masih seperti anak-anak yang baru belajar naik sepeda. Bagi mereka, kalau bisa hari itu siang saja, tidak perlu ada malam. Karena waktu 24 jam terasa kurang untuk menikmati naik sepeda. Tapi nanti setelah mahir dengan segala gaya, akan muncul kesadaran dan keteraturan, bahkan ada yang jenuh, bosan dan tidak pernah naik sepeda lagi. Begitu juga kami sekarang. Kami sedang menikmati suasana kebebasan berbicara. Tapi untuk kebebasan berbicara ini, saya sungguh berharap kami tidak sampai jenuh dan bosan sehingga mendiamkan segala-galanya. Kebebasan bicaranya perlu dipertahankan, hanya nanti etika dan validitas informasinya yang perlu di jaga.
Sekali lagi jangan khawatir. Uang anda akan aman dan menguntungkan di negara kami. Hanya saja perlu diingatkan ke Presiden, DPR dan politisi kami agar kami disiapkan juga untuk mampu bersaing secara global. Jadi kurangilah ribut-ribut politik mereka. Kalau kerjaan mereka saling hantam terus, saat sentuhan asing semakin rame, kami tidak akan mampu berbuat apa-apa. Jangankan untuk bersaing dengan tenaga kerja asing, untuk mencekik leher sendiripun mungkin kami tidak mampu lagi karena energi kami sudah habis untuk menghajar saudara sendiri. Kalau begini kami tinggal di jajah saja dan tenaga kerja asing itu tinggal cekikikan melihat kami. Dan saya percaya, pada zaman ini kami hanya akan terjajah kembali jika kami tidak punya kemampuan apa-apa.
Kepanjangan ya King Salman? Maaf ya, saya memang gitu orangnya:)
Apa anda perlu juga cerita saya tentang keunikan politik di negeri kami? Kalau perlu nanti saja ya. Saya masih sibuk seperti kemaren, takut ngak sempat, wkwkwkw. Hari ini saya masih sibuk mencari-cari berita yang cocok untuk di share di grup WA. Soalnya kemaren saya meng-share informasi di WA terkait usaha salah seorang teman yang sedang memperbaiki kampungnya agar menjadi dinasti wisata, sampai usaha mereka mencerdaskan anak negeri dengan membangun perpustakaan dan tamaan bacaan, ngak ada yang respon. Jangankan komen, jempolpun ngak ada. Padahal untuk urusan yang lain, sampai ada yang mengirimkan gambar jempol besar yang ada batu cincinya loh. Saya kan jadi malu.  
Respon untuk saya hanya saya terima sewaktu saya bertanya mengapa ada teman yang dikeluarkan dari grup karena berpendapat berbeda. Berbeda itukan ada bagusnya, jadi ada bandingan untuk kita semakin meningkatkan kualitas hidup. Berantam baru ngak bagus, ya kan. Itupun jawabannya sekedar menegaskan bahwa teman itu dikeluarkan karena dianggap abu-abu pendapatnya, makanya dikeluarkan dengan suka cita dan pakai hihihi segala. Padahal menurut saya, teman itu hanya memaparkan fakta dan data sambil bercanda. Sedangkan yang mengeluarkannya dari grup itu kadang-kadang membagi berita dengan kata pengantar “copas dari sebelah, entar benar atau tidak tapi kita perlu waspada”. Saya kan bingung, King Salman. Sebenarnya abu-abu itu warna yang seperti apa sih dan bagaimana serta siapa yang menentukan kadar keabu-abuan itu? Makanya sekali ini saya harus teliti mencari berita yang akan dibagi. Kalau nanti saya share lalu tidak ada yang menanggapi, harga diri saya mau disimpan dimana, hehehe. Dan ini membuat saya lumayan sibuk dan lelah juga. Jadi nanti ajalah cerita keunikan politik kami, ya:)
Sekali lagi, selamat menikmati alam Indonesia, King Salman. Semoga negeri kami menjadi negeri menyenangkan untuk Anda dan Anda selalu di Lindungi Allah SWT. Suatu saat dengan izin-Nya, saya dan keluarga akan berkunjung ke negeri anda memenuhi panggilan-Nya yang tertanam di hati saya.
Begitulah...

No comments:

Post a Comment