Perubahan kelihatannya menjadi jargon favorit setiap ada kontestasi politik di negara ini. Tapi perlu juga kita cermati, apa saja yang sudah berubah? Seberapa cepat dan bermanfaat perubahan itu? Siapa faktor dominan perubahannya? Perlu juga dilihat apakah perubahan itu konsisten dan berkelanjutan, bukan sekedar maju mundur cantik, maju mundur cantik saja, apalagi mundur mundur cantik. hehehe
Dan yang paling penting,
sudahkah kita terlibat di dalamnya?
Ngak lucu dong, kalau kita meminta perubahan tapi kita tidak berubah juga. Ini bukan perubahan ala Satria Baja Hitam atau Ultraman atau Power Rangers ya. Kalau mepet dan tergencet oleh monster-monster lalu buat selebrasi dan berteriak BERUBAH!!! Dan muncul kekuatan-kekuatan super untuk menghajar para monster.
Gak perlu pakai selebrasi segala saudara-saudara, berubah saja la. Di dunia nyata, para monster tidak takut dengan kostum kita, hehehe. Tapi kalau kita hanya meminta orang lain berubah, sementara saat kita diminta untuk berubah kita ngak mau, itu bukan sifat yang kasatria. Jangan-jangan kitalah monster yang sebenarnya:)
Hmm, kelihatannya memang perlu revolusi mental nih.
Presiden mana.... Presiden mana....!
Presiden: “ada apa?”
Saya mau revolusi
mental pak.
Presiden: “oh, ya. Silahkan.
Apa perlu saya anggarkan di APBN?”
Apaaa! Mau dianggarkan!
Gak usah, pak.
Presiden: “loh, kenapa?”
Saya mau merevolusi
mental saya sendiri, kok. Masak bapak mau anggarkan di APBN???
Gak mungkin dong saya
bilang ke Bapak, Pak Presiden, tolong datang ke rumah saya dan revolusikan
mental saya. Buatkan juga sekalian program untuk merevolusi-mentalkan keluarga
dan tetangga saya. Malu kan saya pak? Memang saya laki-laki apakah?
Presiden: “Bagus,
memang begitulah seharusnya. Nanti saya kirimkan sepeda ya:)
Terimakasih Pak De... (sambil
malu-malu dengan wajah merah merona)
Keren Pak, bacaan serius yg jadi ringan karena ditambahkan unsur candaan yg hangat ������
ReplyDeleteTerima kasih Nala Huddin,semoga bermanfaat ya:)
ReplyDelete