Tanggal 8 Maret hari
Perempuan Internasional, kan. Trus kenapa? Apa kita, laki-laki, perlu
heboh-heboh ngucapin selamat gitu? Emang penting, ya? Perempuan kan tulang
rusuk kita, perhiasan rumah tangga kita, pendamping hidup kita, dan kadang-kadang
juga pembantu kita. Pokoknya perempuan itu bagian dari perlengkapan hidup kita.
hehehe.
Bro, kalau begitu cara
pikirmu, mungkin kalian kurang piknik.
Jadi bro, jangan
remehkan kemampuan perempuan.
Saya bergaul dengan
banyak perempuan hebat. Di rumah ada istri saya. Di kampung halaman, ada amak
dan kakak-kakak saya. Di kampung istri, ada mertua perempuan saya. Mereka hebat-hebat
semua. Kalau mereka ngak ada, mungkin saya sudah semaput dari kemaren-kamaren,
hehehe. Kalian juga kan? Juga ada teman-teman perempuan saya dengan karir dan
peran sosial yang hebat.
Memang perempuan dan
laki-laki itu beda. Ya dong, masak sama sih. Secara, sudah dari sononya Tuhan
membuat perbedaan. Postur tubuhnya beda. Bentuk alat kelaminnya beda. Fungsi-fungsi
reproduksinya beda. Perempuan ada haid-nya sedangkan laki-laki tidak. Kalau
perempuan ngak ada entah bagaimana nasib laki-laki dan sebaliknya. Kalau salah
satunya ngak ada, umat manusia udah punah, bro.
Jadi, perempuan dan
laki-laki itu saling melengkapi, bukan perlengkapan masing-masing. Pada konteks
pengembangan generasi, semua punya fungsi dan perannya sendiri-sendiri. Tapi pada
konteks sosial kemasyarakatan, inilah yang sering diperdebatkan. Nah, disini
kita perlu memberi dukungan. Banyak perempuan yang masih jadi objek kehidupan,
sasaran pelaku kekerasan, tidak berkesempatan menambah pengetahuan, perlakuan
berbeda di tempat kerja, pekerja dengan pekerjaan ganda (di kantor dan di
rumah) yang melelahkan.
Laki-lakinya, banyak
yang ngak mau berbagi peran. Dipikirnya mengurus rumah tangga ngak melelahkan
apa. Coba aja kalau ngak percaya. Jaga anak seharian di rumah saat istri ngak
ada atau cuci piring bekas makan kalian seminggu aja atau bangun subuh-subuh
dan menyiapkan sarapan untuk semua anggota keluarga siap itu nyuci dan gosok
pakaian. Sanggup ngak? Belum lagi tugas rutin lainnya.
Saya pengen cerita
tentang salah saorang perempuan luar biasa yang saya kenal. Namanya Prof. Dr.
Hj. Djanius Djamin, SH.,MS. Kami biasanya memanggil beliau dengan panggilan “Umi”.
Saya mengangumi sosok perempuan ini.
Beliau ini luar biasa
dan sering jadi yang pertama. Kalau posturnya memang ngak tinggi besar apalagi
berotot kekar. Tapi dulu banyak yang mengatakan ke saya kalau beliau itu di
juluki “Singa Wanita”. Emang kalau sudah berurusan dengan beliau, apalagi soal
menepati janji, ngak bisa main-main bro. Saya sudah merasakan sendiri soalnya
dan sampai sekarang masih berkutat memenuhi janji, tapi ada saja kendalanya. Do’akan
ya:)
Prestasi beliau jangan
ditanya. Beliau ketua Kohati pertama di Kota Medan. Beliau perempuan pertama
yang menjadi ketua DPR di Kota Medan. Dulu namanya masih DPRGR. Tau kalian berapa
umur beliau saat itu? Masih 26 tahun, bro. Dua Periode beliau menjadi ketua
DPRD ini. Saat yang sama beliau juga menjadi direktur muda bank BDN di Medan. Juga
ketua Perbanas Sumut dua periode, juga menjadi dosen di
IKIP Medan. Jadi orang lain masih berkutat membangun karir, beliau sudah
berkarir dengan cemerlang dan sudah biasa berinteraksi dengan menteri.
Beliau juga punya Bank
sendiri. Beliau punya yayasan pendidikan. Beliau menjadi rektor Perempuan
Pertama IKIP Medan dan menjabat selama dua periode. Ditangan beliau inilah IKIP
Medan berkembang menjadi Universitas Negeri Medan (Unimed). Beliau juga pernah memimpin
organisasi masyarakat Minangkabau terbesar di Sumatera Utara, BM3 Sumut nama
organisasi itu. Beliau perempuan pertama yang memimpin organisasi ini dan selama
dua periode juga. Beliau juga ditunjuk pemerintah menjadi Plt Rektor di
Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) saat ada konflik kepemilikan di sana. Mungkin
perempuan pertama juga yang menjadi rektor di sana. Mungkin ya, soalnya jejak rektor-rektornya
gak bisa saya telusuri online. Tentang profile singkat Umi, bisa kalian baca di https://id.wikipedia.org/wiki/Djanius_Djamin.
Soal rumah tangga, juga
luar biasa. Beliau seorang istri dan ibu dengan satu putra. Beberapa teman
beliau yang pernah saya wawancara, memuji cara beliau berumah tangga. Dengan
karir yang begitu hebat, beliau tetap menjadi istri yang memperlakukan almarhum
suami beliau dengan terhormat.
Hebat, kan. Sekarang beliau
menikmati masa-masa pensiun beliau. Semoga Allah SWT melindungi dan memelihara
kesehatan beliau. Amin.
Jadi bro, sekali lagi, jangan
remehkan kemampuan perempuan.
Selamat Hari Perempuan
Internasional 2017.
No comments:
Post a Comment