Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Wednesday, March 8, 2017

JANGAN REMEHKAN KEMAMPUAN PEREMPUAN



Tanggal 8 Maret hari Perempuan Internasional, kan. Trus kenapa? Apa kita, laki-laki, perlu heboh-heboh ngucapin selamat gitu? Emang penting, ya? Perempuan kan tulang rusuk kita, perhiasan rumah tangga kita, pendamping hidup kita, dan kadang-kadang juga pembantu kita. Pokoknya perempuan itu bagian dari perlengkapan hidup kita. hehehe. 

Bro, kalau begitu cara pikirmu, mungkin kalian kurang piknik. 
Banyak loh perempuan yang hebat di dunia ini. Yang jadi presiden atau ratu ada. Yang jadi menteri banyak. Yang jadi gubernur rame. Jadi bupati hitung aja sendiri. Yang jadi camat, lurah juga ada. Yang jadi kepala desa, cari aja sendiri di google ya. Capek ngapalnya:) Yang jadi pengusaha, jangan tanya lagi. Jadi politisi, setiap hari wara-wiri di tv. Tentara dan polisi, banyak juga. Petarung di ring? jangan coba-coba di lawan bro, ada yang bisa bikin kita bonyok-bonyok juga. Yang jadi penguasa di rumah tangga mungkin lebih rame lagi. Ada loh, laki-laki ngak berani pulang, kalau perempuan di rumahnya lagi naik tensi. Hayoo, jangan-jangan kalian orangnya, hahahaha.

Jadi bro, jangan remehkan kemampuan perempuan.

Saya bergaul dengan banyak perempuan hebat. Di rumah ada istri saya. Di kampung halaman, ada amak dan kakak-kakak saya. Di kampung istri, ada mertua perempuan saya. Mereka hebat-hebat semua. Kalau mereka ngak ada, mungkin saya sudah semaput dari kemaren-kamaren, hehehe. Kalian juga kan? Juga ada teman-teman perempuan saya dengan karir dan peran sosial yang hebat.

Memang perempuan dan laki-laki itu beda. Ya dong, masak sama sih. Secara, sudah dari sononya Tuhan membuat perbedaan. Postur tubuhnya beda. Bentuk alat kelaminnya beda. Fungsi-fungsi reproduksinya beda. Perempuan ada haid-nya sedangkan laki-laki tidak. Kalau perempuan ngak ada entah bagaimana nasib laki-laki dan sebaliknya. Kalau salah satunya ngak ada, umat manusia udah punah, bro. 

Jadi, perempuan dan laki-laki itu saling melengkapi, bukan perlengkapan masing-masing. Pada konteks pengembangan generasi, semua punya fungsi dan perannya sendiri-sendiri. Tapi pada konteks sosial kemasyarakatan, inilah yang sering diperdebatkan. Nah, disini kita perlu memberi dukungan. Banyak perempuan yang masih jadi objek kehidupan, sasaran pelaku kekerasan, tidak berkesempatan menambah pengetahuan, perlakuan berbeda di tempat kerja, pekerja dengan pekerjaan ganda (di kantor dan di rumah) yang melelahkan. 

Laki-lakinya, banyak yang ngak mau berbagi peran. Dipikirnya mengurus rumah tangga ngak melelahkan apa. Coba aja kalau ngak percaya. Jaga anak seharian di rumah saat istri ngak ada atau cuci piring bekas makan kalian seminggu aja atau bangun subuh-subuh dan menyiapkan sarapan untuk semua anggota keluarga siap itu nyuci dan gosok pakaian. Sanggup ngak? Belum lagi tugas rutin lainnya.

Saya pengen cerita tentang salah saorang perempuan luar biasa yang saya kenal. Namanya Prof. Dr. Hj. Djanius Djamin, SH.,MS. Kami biasanya memanggil beliau dengan panggilan “Umi”. Saya mengangumi sosok perempuan ini.

Beliau ini luar biasa dan sering jadi yang pertama. Kalau posturnya memang ngak tinggi besar apalagi berotot kekar. Tapi dulu banyak yang mengatakan ke saya kalau beliau itu di juluki “Singa Wanita”. Emang kalau sudah berurusan dengan beliau, apalagi soal menepati janji, ngak bisa main-main bro. Saya sudah merasakan sendiri soalnya dan sampai sekarang masih berkutat memenuhi janji, tapi ada saja kendalanya. Do’akan ya:)

Prestasi beliau jangan ditanya. Beliau ketua Kohati pertama di Kota Medan. Beliau perempuan pertama yang menjadi ketua DPR di Kota Medan. Dulu namanya masih DPRGR. Tau kalian berapa umur beliau saat itu? Masih 26 tahun, bro. Dua Periode beliau menjadi ketua DPRD ini. Saat yang sama beliau juga menjadi direktur muda bank BDN di Medan. Juga ketua Perbanas Sumut dua periode, juga menjadi dosen di IKIP Medan. Jadi orang lain masih berkutat membangun karir, beliau sudah berkarir dengan cemerlang dan sudah biasa berinteraksi dengan menteri.

Beliau juga punya Bank sendiri. Beliau punya yayasan pendidikan. Beliau menjadi rektor Perempuan Pertama IKIP Medan dan menjabat selama dua periode. Ditangan beliau inilah IKIP Medan berkembang menjadi Universitas Negeri Medan (Unimed). Beliau juga pernah memimpin organisasi masyarakat Minangkabau terbesar di Sumatera Utara, BM3 Sumut nama organisasi itu. Beliau perempuan pertama yang memimpin organisasi ini dan selama dua periode juga. Beliau juga ditunjuk pemerintah menjadi Plt Rektor di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) saat ada konflik kepemilikan di sana. Mungkin perempuan pertama juga yang menjadi rektor di sana. Mungkin ya, soalnya jejak rektor-rektornya gak bisa saya telusuri online. Tentang profile singkat Umi, bisa kalian baca di https://id.wikipedia.org/wiki/Djanius_Djamin.

Soal rumah tangga, juga luar biasa. Beliau seorang istri dan ibu dengan satu putra. Beberapa teman beliau yang pernah saya wawancara, memuji cara beliau berumah tangga. Dengan karir yang begitu hebat, beliau tetap menjadi istri yang memperlakukan almarhum suami beliau dengan terhormat.

Hebat, kan. Sekarang beliau menikmati masa-masa pensiun beliau. Semoga Allah SWT melindungi dan memelihara kesehatan beliau. Amin.

Jadi bro, sekali lagi, jangan remehkan kemampuan perempuan.

Selamat Hari Perempuan Internasional 2017.

Begitulah...

No comments:

Post a Comment