Debat
kandidat pilgub DKI kelar sudah.
Kalian yang
menonton pastinya punya penilaian masing-masing kan? Saya pun begitu.
Debat itu
menarik, tentu saja. secara Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta gitu loh. Soal siapa
yang dipilih nanti, terserah warga Jakarta saja.
Dengan kualitas
debat, perputaran isu, ketokohan kandidat, pengemasan program kerja, partisipasi
warga dan bentuk polarisasi kolompok pemilih yang terjadi, kira-kira suasana Pilkada
Jakarta bakal menular ngak ya ke Pilkada yang akan datang di daaerah-daerah
lainnya? Inilah pertanyaan yang mengelitik saya.
Mungkin saja
akan menular. Perhatian yang begitu besar untuk Pilkada Jakarta rasa-rasanya
ngak mungkin tidak akan berpengaruh ke kita-kita yang di luar Jakarta.
Menurut kalian
gimana?
Beruntunglah
100 dearah lainnya yang udah selesai Pilkadanya. Bagi yang 2018 nanti akan
Pilkada, terutama petahana yang hendak mencalonkan diri lagi, lalu tidak banyak
kerjanya yang bermanfaat untuk orang banyak, sudah layak merasa was-was.
Kecenderungannya,
rasionalitas masyarakat pemilih meningkat dan dinamikanya tidak hanya di
Jakarta saja. Para kandidat itu sudah tidak lagi didekati pemilih karena alasan
emosional semata, tapi juga dengan ekspektasi kepentingan bersama di daerah.
Masyarakat
secara terbuka dan vulgar menguliti rekam jejak dan sisi individual para
kandidat serta membedah program-program yang ditawarkan. Kalau ngak cocok,
tidak hanya tidak dipilih tapi juga menjadi lelucon publik dan bahan saling
ejek antar kubu yang berbeda.
Fenomena lainnya,
semakin banyak warga yang muncul di publik mengekspresikan pilihannya dengan
rasionalitasnya masing-masing meskipun tidak termasuk dalam daftar tim sukses. Konsekuensi
akan di bully, no problem.
Setidaknya begitulah
yang bisa dilihat dinamika yang ada di Medsos.
Ada yang
pesimis juga sebenarnya, bahwa Pilkada DKI itu meski baru tetapi tetap
mempertahankan rasa lama terutama dengan isu intimidasi, politik uang, dan
kampaye hitam. Tapi ada juga yang optimis bahwa dinamika yang ada akan semakin
mendekatkan kita ke demokrasi substansial yang akan memberikan kemanfaatan bagi
semua orang.
Saya termasuk
kelompok yang optimis ini. Kalian ya terserah.
Saya sih
berharapnya yang menular itu adalah nilai-nilai positifnya. Yang negatifnya
silahkan ditinggal saja di Jakarta. Hehehe, egois benar ya.
No comments:
Post a Comment