Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Thursday, April 13, 2017

Selesai Sudah Debat Kandidatnya



Debat kandidat pilgub DKI kelar sudah.

Kalian yang menonton pastinya punya penilaian masing-masing kan? Saya pun begitu.

Debat itu menarik, tentu saja. secara Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta gitu loh. Soal siapa yang dipilih nanti, terserah warga Jakarta saja.

Dengan kualitas debat, perputaran isu, ketokohan kandidat, pengemasan program kerja, partisipasi warga dan bentuk polarisasi kolompok pemilih yang terjadi, kira-kira suasana Pilkada Jakarta bakal menular ngak ya ke Pilkada yang akan datang di daaerah-daerah lainnya? Inilah pertanyaan yang mengelitik saya.

Mungkin saja akan menular. Perhatian yang begitu besar untuk Pilkada Jakarta rasa-rasanya ngak mungkin tidak akan berpengaruh ke kita-kita yang di luar Jakarta.

Menurut kalian gimana?

Beruntunglah 100 dearah lainnya yang udah selesai Pilkadanya. Bagi yang 2018 nanti akan Pilkada, terutama petahana yang hendak mencalonkan diri lagi, lalu tidak banyak kerjanya yang bermanfaat untuk orang banyak, sudah layak merasa was-was.

Kecenderungannya, rasionalitas masyarakat pemilih meningkat dan dinamikanya tidak hanya di Jakarta saja. Para kandidat itu sudah tidak lagi didekati pemilih karena alasan emosional semata, tapi juga dengan ekspektasi kepentingan bersama di daerah.

Masyarakat secara terbuka dan vulgar menguliti rekam jejak dan sisi individual para kandidat serta membedah program-program yang ditawarkan. Kalau ngak cocok, tidak hanya tidak dipilih tapi juga menjadi lelucon publik dan bahan saling ejek antar kubu yang berbeda.

Fenomena lainnya, semakin banyak warga yang muncul di publik mengekspresikan pilihannya dengan rasionalitasnya masing-masing meskipun tidak termasuk dalam daftar tim sukses. Konsekuensi akan di bully, no problem.

Setidaknya begitulah yang bisa dilihat dinamika yang ada di Medsos.

Ada yang pesimis juga sebenarnya, bahwa Pilkada DKI itu meski baru tetapi tetap mempertahankan rasa lama terutama dengan isu intimidasi, politik uang, dan kampaye hitam. Tapi ada juga yang optimis bahwa dinamika yang ada akan semakin mendekatkan kita ke demokrasi substansial yang akan memberikan kemanfaatan bagi semua orang.

Saya termasuk kelompok yang optimis ini. Kalian ya terserah.

Saya sih berharapnya yang menular itu adalah nilai-nilai positifnya. Yang negatifnya silahkan ditinggal saja di Jakarta. Hehehe, egois benar ya.  

Begitulah....

No comments:

Post a Comment