Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Wednesday, April 12, 2017

GAGAL PAHAM



Kalian pernah baca tentunya komen-komen di Medsos kalian yang mengatakan orang lain gagal paham. Pernah kan?

Kalau saya sih, sering.

Dulu, saya tidak pernah mendengar atau membaca orang mengatakan orang lain gagal paham. Biasanya, istilah yang digunakan salah paham. Nah, belakangan sering orang dikatakan gagal paham atau mengaku gagal paham.
Masalah buat saya? Ngak juga sih, hehehe.

Tapi ada yang unik diistilah gagal paham ini. Gagal paham ini kecenderungannya digunakan untuk menjustifikasi orang lain yang pemahamannya berbeda kemudian dikatakan tidak berhasil memahami keinginan si yang punya paham.

Contoh: si A menyatakan pendapatnya, lalu si B tidak setuju atau berpendapat berbeda, atau B menyatakan paham yang tidak sesuai dengan paham A. Jadilah si B gagal paham. Jadi, si B baru dikatakan berhasil pemahamannya kalau setuju dengan si A dan mengikuti paham si A.

Inilah uniknya. A membuat paham tunggal, orang yang tidak sepaham dengan A dianggap gagal paham:)

Saya upload screenshot dari aplikasi kamus bahasa Indonesia ya. Silahkan kalian pelototi dan kita coba untuk bedakan gagal paham, beda pendapat, salah paham dan salah pendapat.





Gagal Paham 1 Gagal Paham 2 Gagal Paham 3

Btw, saya udah ubek-ubek kamus itu tapi tidak menemukan gagal paham:) yang ada gagal bayar, gagal ginjal, gagal jantung dsb (lihat sendiri ya). Kalau salah paham, ada.

Beda pendapat, kelihatannya berarti pendapat yang berlainan. Salah paham kelihatannya berarti ada kekeliruan atau kekhilafan dalam memahami sesuatu atau menyimpang dari pengertian yang seharusnya. Salah pendapat kelihatannya terjadi kekeliruan dalam menyampaikan argumen.

Jadi, beda pendapat bukan berarti orang lain gagal paham dan salah paham serta salah pendapat juga bukan berarti gagal paham.

Pada konteks beda pendapat, si A dan Si B sama-sama memiliki peluang untuk benar dan sama-sama memiliki peluang untuk salah. Tergantung bagaimana mereka merasionalisasikan pendapatnya. Bisa si B akhirnya menerima pendapat dan sepaham dengan si A atau malah sebaliknya si A yang manut pada si B.

Pada konteks salah paham, si B keliru menafsir maksud si A. Mungkin karena bahasa yang digunakan si A atau gangguan komunikasi lainnya yang mempengaruhi kemampuan si B menerima pesan si A. Tapi bukan berarti si B sudah gagal paham. Keliru tidak sama dengan gagal. Orang bisa keliru dan tetap berhasil mencapai yang dikehendakinya. Orang gagal pasti tidak berhasil mencapai yang dikehendakinya. Ya kan.

Pada konteks salah pendapat, si B menyampaikan pandangan yang tidak berkesesuaian dengan pendapat A. contoh: Si A cerita mobil, si B malah menjawab dengan pengetahuan tentang sepeda motor. Ini juga bukan gagal, tapi salah dan bukan berarti B tidak punya pengetahuan juga tentang mobil seperti si A.

Jadi bro, jangan buru-buru menyatakan orang lain gagal paham karena pada dasarnya kalian akan terjerumus menjadikan apa yg kalian pikirkan sebagai standar kebenaran mutlak. Sementara kita sudah meyakini bahwa kebenaran mutlak dan absolut hanya dimiliki oleh Sang Pemilik Kebenaran sejati dan yang kita dinamika-kan adalah hasil olah pikir kita yang nantinya akan kita pertanggungjawabkan kepada-Nya.

Jangan-jangan, orang yang kalian tuduh gagal paham itu bisa jadi sebenarnya pemahamannya lebih dalam dan lebih luas dibanding kalian. Nah, kalau begini, kalian akan semakin terjerumus dan tidak bisa melihat batas antara kepercayaan diri dan tidak tahu diri, hehehehe.

Ilmu juga tidak akan menghampiri kalian lagi karena kalian sudah menutup jalannya dengan kesombongan. Kalau sudah begini, bukan gagal paham juga namanya, tapi udah penuh pahamnya:) Tidak ada lagi ruang di kepala dan hatinya yang bisa diisi dengan informasi baru, apalagi informasi itu bukan informasi yang disukai atau sesuai seleranya. 


Jadi, jangan heran ya, kalau kalian melihat orang pada diskusi di medsos kalian yang hanya bersedia menerima informasi yang tertentu saja meski berisi hoax, pelintiran, cocokologi dan fitnah sekalipun sedangkan yang lainnya ditolaknya meski berisi fakta-fakta. Jangan heran juga kalau dalam diskusi itu kalian melihat orang yang apapun tema diskusinya, tanggapan sama seperti iklan minuman botol itu. Hal ini karena yang bersangkutan sudah penuh pahamnnya, ngak bisa ditambah lagi, jadi bukan gagal paham, hehehe.

Trus gimana dengan orang yang mengaku gagal paham. hehehe, itu hanya kamuflase. Dia sebenarnya paham, tapi dengan sindiran (sarkas) ingin menyatakan bahwa si pemberi informasi tidak mampu menyampaikan informasinya dengan baik sehingga memunculkan kekacauan logika menurut si yang mengaku gagal paham. Apa bukti dia sebenarnya paham? Sederhana, dia tahu bahwa informasi itu tidak dapat pahami menurut cara berpikir yang normal.

Begitulah...

No comments:

Post a Comment