Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Friday, April 14, 2017

Amak Ku Seorang Guru



Amak ku seorang guru SD.

36 tahun beliau menjalani profesi ini sebelum akhirnya pensiun dan 34 tahun diantaranya beliau habiskan waktu untuk menjadi guru kelas 1 dan kelas 2.

Saya dulu suka penasaran mengapa beliau betah betul mengajar kelas 1 dan kelas 2 SD itu.

Kalian jangan bayangkan siswa SD zaman itu seperti siswa SD sekarang ini, apalagi kelas 1 dan kelas 2. Sekarang, sebagian besar dari mereka sudah bisa membaca, berhitung dan akrab dengan banyak PR. Sudah jarang cerita-cerita tentang mereka pipis dan berak di celana. Mereka tidak perlu lagi diberitahu “ini huruf A ya anak-anak”, atau “ini budi dan ibunya”. Mereka sudah lancar kalau hanya sekedar itu saja. Mereka juga fasih berhitung menggunakan bahasa asing dari 1 sampai 10 dan bilang i love you ma/pa.

Bahkan, banyak diantara mereka yang sudah hapal menggunakan mouse, keyboard, mengakses playstore dan download game-nya sendiri. Mereka juga sudah bisa bernegosiasi dengan ortu-nya soal keinginan-keinginan mereka.

Amak ku tidak mengalami murid secanggih itu. Apalagi kami tinggal jauh dari kota. Amak ku ngak bisa ngitung lagi berapa kali menangani siswa yang pipis dan berak di celana. Amak ku harus memperkenalkan huruf A, B, C dan seterusnya kemudian mengajarkan mereka menuliskan huruf-huruf itu lalu membacanya. Dan menanamkan dasar-dasar moral kepada mereka semua.

Mengapa Amak ku mau menjalankan tugas seberat itu? Belum lagi harus mengurusi kami semua, anak-anaknya dengan semua tingkah laku kami.

Itu semua karena Amak ku seorang guru. Beliau pernah bilang, mengajar di kelas 1 dan kelas 2 itu tantangan sesungguhnya seorang guru. Di sana anak-anak dibentuk dan diberikan dasar-dasar untuk masa depannya, walaupun tidak dapat diketahui anak-anak itu nantinya akan jadi apa. Tapi setidaknya pintu masuk pembentukan generasi mulai dari sana.

Amak ku juga terinspirasi dari Apak ku. Almarhum Apak Ku juga seorang guru dan kepala sekolah SD. Kepala sekolah yang bersedia memperbaiki tembok sekolahnya menggunakan uang dari hasil sawah kami dan sekolah itu adalah sekolah negeri.  Walaupun karena sulitnya ekonomi beliau bahkan pernah terpaksa harus merelakan dan menjual induk sapi yang dipelihara begitu lama dan tak kurang 24 jam lagi akan beranak demi membayar biaya kuliah uda dan uni ku.

Amak Ku tidak pernah berharap terima kasih untuk semua yang sudah dilakukannya. Tidak pernah juga bertanya bagaimana negara akan menjamin kesejahteraannya. Semua itu karena Amak ku adalah Guru.

Aku yakin, Amak ku bukan satu-satunya guru seperti itu di negeri ini. Kita harus menjaga kemartabatan mereka. Kita tidak boleh mengecewakan mereka dengan prilaku buruk yang bisa merusak diri sendiri dan negeri ini.

Selamat ulang tahun Mak, semoga Allah SWT selalu melindungi Amak, memberikan kesehatan, menjauhkan dari mara bahaya, mempermudah pintu-pintu rezeki, dan memelihara hati kami, anak-anak mu, untuk selalu mencintai dan menghormati mu.

Dari anak mu yang selalu terinspirasi dan merindukan mu.

14 April 2017

Begitulah...

Catatan: Amak adalah panggilan ku untuk ibu ku dan Apak adalah panggilan ku untuk Bapak ku.

No comments:

Post a Comment