Aku menulis tentang Mohamed Salah lagi.
Seperti yang lalu-lalu, tulisan ini terinspirasi dari sebuah link berita
yang dikirimkan oleh sahabat ku, salah seorang fans kelas berat klub bola Liverpool
di Indonesia. Aku yang jarang sekali nonton bola, sekarang jadi rajin hunting klub Liverpool di youtube,
khususnya yang berkaitan dengan Mohamed Salah.
Ku tanyakan kepada sahabat ku itu, sebelum Salah main di klub Liverpool,
apakah Salah seterkenal sekarang? Jawab sahabat ku, tidak, dia belum seterkenal
ini. Kalau begitu, kataku kepada sahabat ku itu, Aku harus berterimakasih
kepada mu karena memperkenalkan Salah kepada ku dan berterimakasih kepada
Liverpool karena memperkenalkan Salah kepada kita dan berterimakasih kepada
Salah karena memperkenalkan kepada dunia, bahwa Islam adalah agama yang ramah
dan umatnya bisa berprestasi tanpa harus meninggalkan akidahnya.
Kali ini beritanya tentang pemberian hadiah berupa sebidang tanah untuk
Salah oleh di Tanah Suci. Gambarnya ku skrnysut untuk ilustrasi dan silahkan
baca beritanya di sini.
Menarik sekali beritanya.
Bahwa, Salah diberikan hadiah sebidang tanah di Tanah Suci, Mekah, dan dia
berhak melakukan apa saja terhadap tanah itu, karena dia dinilai sebagai duta
yang sangat baik untuk Islam. Subhanallah…
Inilah yang selalu ku sebut,
dakwah terbaik adalah dengan prestasi. Prestasi mendatang rezeki. Rezeki yang
datang dari prestasi Insha Allah penuh dengan keberkahan dan memuliakan hidup. Hidup
yang mulia kemudian bisa menginspirasi banyak orang dan merubah cara pandang
banyak orang. Zaman now, Salah adalah buktinya.
Apa yang ku lihat dari
Salah?
Sebenarnya setiap kali aku
berpikir tentang Salah, aku berpikir tentang diriku sendiri dan keber-agamaan
kita yang terlihat dalam banyak dialog di ruang publik. Salah menjadi alasan
yang tepat bagi ku untuk menilai diri ku sendiri sebagai hamba Allah SWT. Atas
dasar itu pula, alasan pemberian hadiah untuk Salah karena dia dinilai sebagai
duta yang sangat baik untuk Islam, bagiku bukan alasan mengada-mengada.
Salah hadir dalam dinamika
Islamophobia di beberapa benua yang beritanya sering nongkrong di beranda
Medsos ku. Pernah seseorang bercerita bahwa saat kunjungan keluar negeri, dia
diperiksa lebih ketat dibandingkan orang lain. teman ku itu menduga pemeriksaan
itu disebabkan oleh namanya yang menunjukan identitas keislaman. Sejak saat itu
aku selalu bertanya-tanya, mengapa agama ku dipersepsikan sebagai ancaman? Apakah
karena dicitrakan sedemikan rupa sehingga persepsi negatif itu muncul atau
karena memang ada elemen-elemen dalam agama ku yang membuat persepsi itu
muncul? Entah lah, aku tak cukup kompetensi untuk menjawabnya.
Lalu Salah datang sebagai antithesis
untuk itu semua. Dia tidak melakukan apa-apa. Tidak mengembar-gemborkan
kebenaran yang dipahaminya, tidak menilai kualitas keimanan orang lain, tidak
juga merendahkan orang lain karena merasa lebih mulia. Tidak juga berusaha
menarik orang lain agar seiman dengannya dan tidak juga menolak orang-orang
yang berkeyakinan berbeda. Dia juga tidak mengelompokan diri secara ekslusif
dalam paham yang sama. Dia hanya bermain
bola dan mencetak gol atau umpannya menghasilkan gol. Lalu dia bersujud dan
berdo’a on the spot di lapangan itu.
Seolah-olah, untuk setiap gol-gol itu, dia sedang berkata kepada dunia, namaku Mohamed
Salah, aku pemain bola, aku berprestasi dan aku Islam. Dan, dia diterima oleh
semua orang termasuk juga agamanya.
Tak berlaku Islamophobia itu
untuk Salah. Jadi wajar kalau dia dihadiahi sebidang tanah dan dinyatakan
sebagai duta Islam yang baik. Dia berjuang untuk menegakan agama Allah melalui
gocekan kakinya dan berusaha merubah citra bahwa agamanya bukanlah ancaman melalui
keteladanan sikapnya.
Salah dalam pandanganku saat
ini, adalah prototype yang tepat
tentang seseorang yang beragama dengan sikap dan perbuatan, bukan dengan bicara
saja. Semoga Allah SWT menjaganya agar tetap seperti itu.
Sahabat ku, mari kita
berharap agar Salah tetap bermain di Liverpool dan tetap berkontribusi besar di
sana dalam usaha merubah next years menjadi
this year.
Begitulah…
No comments:
Post a Comment