Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Friday, April 27, 2018

TANAH UNTUK SALAH




Aku menulis tentang Mohamed Salah lagi.

Seperti yang lalu-lalu, tulisan ini terinspirasi dari sebuah link berita yang dikirimkan oleh sahabat ku, salah seorang fans kelas berat klub bola Liverpool di Indonesia. Aku yang jarang sekali nonton bola, sekarang jadi rajin hunting klub Liverpool di youtube, khususnya yang berkaitan dengan Mohamed Salah.


Ku tanyakan kepada sahabat ku itu, sebelum Salah main di klub Liverpool, apakah Salah seterkenal sekarang? Jawab sahabat ku, tidak, dia belum seterkenal ini. Kalau begitu, kataku kepada sahabat ku itu, Aku harus berterimakasih kepada mu karena memperkenalkan Salah kepada ku dan berterimakasih kepada Liverpool karena memperkenalkan Salah kepada kita dan berterimakasih kepada Salah karena memperkenalkan kepada dunia, bahwa Islam adalah agama yang ramah dan umatnya bisa berprestasi tanpa harus meninggalkan akidahnya.  


Kali ini beritanya tentang pemberian hadiah berupa sebidang tanah untuk Salah oleh di Tanah Suci. Gambarnya ku skrnysut untuk ilustrasi dan silahkan baca beritanya di sini.  

Menarik sekali beritanya. Bahwa, Salah diberikan hadiah sebidang tanah di Tanah Suci, Mekah, dan dia berhak melakukan apa saja terhadap tanah itu, karena dia dinilai sebagai duta yang sangat baik untuk Islam. Subhanallah…

Inilah yang selalu ku sebut, dakwah terbaik adalah dengan prestasi. Prestasi mendatang rezeki. Rezeki yang datang dari prestasi Insha Allah penuh dengan keberkahan dan memuliakan hidup. Hidup yang mulia kemudian bisa menginspirasi banyak orang dan merubah cara pandang banyak orang. Zaman now, Salah adalah buktinya.

Apa yang ku lihat dari Salah?

Sebenarnya setiap kali aku berpikir tentang Salah, aku berpikir tentang diriku sendiri dan keber-agamaan kita yang terlihat dalam banyak dialog di ruang publik. Salah menjadi alasan yang tepat bagi ku untuk menilai diri ku sendiri sebagai hamba Allah SWT. Atas dasar itu pula, alasan pemberian hadiah untuk Salah karena dia dinilai sebagai duta yang sangat baik untuk Islam, bagiku bukan alasan mengada-mengada.


Salah hadir dalam dinamika Islamophobia di beberapa benua yang beritanya sering nongkrong di beranda Medsos ku. Pernah seseorang bercerita bahwa saat kunjungan keluar negeri, dia diperiksa lebih ketat dibandingkan orang lain. teman ku itu menduga pemeriksaan itu disebabkan oleh namanya yang menunjukan identitas keislaman. Sejak saat itu aku selalu bertanya-tanya, mengapa agama ku dipersepsikan sebagai ancaman? Apakah karena dicitrakan sedemikan rupa sehingga persepsi negatif itu muncul atau karena memang ada elemen-elemen dalam agama ku yang membuat persepsi itu muncul? Entah lah, aku tak cukup kompetensi untuk menjawabnya.

Lalu Salah datang sebagai antithesis untuk itu semua. Dia tidak melakukan apa-apa. Tidak mengembar-gemborkan kebenaran yang dipahaminya, tidak menilai kualitas keimanan orang lain, tidak juga merendahkan orang lain karena merasa lebih mulia. Tidak juga berusaha menarik orang lain agar seiman dengannya dan tidak juga menolak orang-orang yang berkeyakinan berbeda. Dia juga tidak mengelompokan diri secara ekslusif dalam paham yang sama.  Dia hanya bermain bola dan mencetak gol atau umpannya menghasilkan gol. Lalu dia bersujud dan berdo’a on the spot di lapangan itu. Seolah-olah, untuk setiap gol-gol itu, dia sedang berkata kepada dunia, namaku Mohamed Salah, aku pemain bola, aku berprestasi dan aku Islam. Dan, dia diterima oleh semua orang termasuk juga agamanya.

Tak berlaku Islamophobia itu untuk Salah. Jadi wajar kalau dia dihadiahi sebidang tanah dan dinyatakan sebagai duta Islam yang baik. Dia berjuang untuk menegakan agama Allah melalui gocekan kakinya dan berusaha merubah citra bahwa agamanya bukanlah ancaman melalui keteladanan sikapnya.  


Salah dalam pandanganku saat ini, adalah prototype yang tepat tentang seseorang yang beragama dengan sikap dan perbuatan, bukan dengan bicara saja. Semoga Allah SWT menjaganya agar tetap seperti itu.

Sahabat ku, mari kita berharap agar Salah tetap bermain di Liverpool dan tetap berkontribusi besar di sana dalam usaha merubah next years menjadi this year.

Begitulah…

No comments:

Post a Comment