Kelihatannya ada yang
terlupakan dalam kontestasi politik 2019 nanti, yakni kandidat legislatif. Diskursusnya
fokus ke calon Presiden, padahal, bersamaan dengan pemilihan Presiden juga akan
dipilih calon-calon legislatif baik DPR, DPD, DPRD Provinsi maupun DPRD
Kabupaten/Kota.
Legislatif ini juga penting.
Ibarat rumah makan,
legislatif adalah chef-nya sedangkan eksekutif adalah manajerial
operasionalnya. Kalau salah satu diantaranya bermasalah, bermasalah rumah makan
itu. Oke lah layanannya bagus, ramah, tempatnya bagus dan sebagainya, tapi
masakan chef-nya ngak enak, ya, rumah makan itu lama kelamaan bangkrut juga.
Legislatif kita sekarang
mempunyai kewenangan yang besar sekali. Dalam banyak hal (pembuatan UU,
pemilihan pejabat lembaga-lembaga negara/lembaga-lembaga di daerah, alokasi
APBN/APBD, hubungan luar negeri, dll) legislatif lah (DPR/DPRD) yang menjadi
penentu, sedangkan eksekutif adalah pengusul.
Ini sebabnya setiap kali
saya mendengar anggota legislatif mempertanyakan kehadiran negara, saya menganggapnya
sebagai lelucon yang tidak lucu. Mengapa? karena merekalah negara itu bersama eksekutif
dan yudikatif serta organ negara lainnya. Masak negara mempertanyakan negara? Kalau
terjadi disharmoni antar lembaga-lembaga yang ada dalam rangka memastikan
kehadiran negara pada banyak permasalahan, legislatif yang akan
menyelesaikannya secara politik meski secara hukum menjadi urusan yudikatif.
Bukankah untuk memastikan
kehadiran negara itulah makanya kepada legislatif diberikan fungsi-fungsi
legislasi, budgeting, dan pengawasan lengkap dengan hak-haknya. Dan, itu semua
bukan kerja sukarela. Ada dana APBN/APBD yang dianggarkan untuk itu semua.
Jadi perlu juga
dilihat-lihat siapa kandidat yang akan diusung oleh partai-partai politik untuk
mengisi kursi di DPR dan DPRD serta siapa yang akan bertarung untuk menjadi
anggota DPD. Ini penting, karena kitalah yang menentukan kualitas legislatif
kita untuk kemudian legislatif menentukan kualitas lembaga-lembaga yang
lainnya.
Untuk itu kita juga bisa
mengembangkan kriteria-kriteria yang ideal untuk legislatif di masa yang akan
datang berdasarkan evaluasi terhadap kinerja anggota-anggota legislatif yang
sekarang dan yang sebelum-sebelumnya. Kalau kita menyukai kinerjanya, pilih
lagi. Kalau kinerja tidak memuaskan, pilih politisi lain yang dianggap lebih
bisa bekerja dengan baik, berintegritas dan bertanggungjawab.
Saya pribadi adalah pemilih
bebas dalam menggunakan hak politik. Saya bukan kader dan juga bukan simpatisan
partai atau kandidat manapun, jadi saya bebas memilih siapa saja yang saya
ingin pilih.
Apa kriterianya? bisa
macam-macam tergantung persepsi masing-masing.
Misalnya, sudah berapa lama
yang bersangkutan menjadi anggota legislatif dan apa saja prestasi yang sudah
dilakukannya selama menjadi anggota legislatif itu? Apa yang sudah berubah
dengan kehadirannya? Bagaimana tingkat kehadirannya pada rapat-rapat di
legislatif? Bagaimana target capaian dalam hal menjadikan RUU menjadi UU? Seberapa
sering dia berkomunikasi dengan konstituennya selama menjabat? Apa
kontribusinya untuk dapil yang memilihnya? Apakah yang bersangkutan baru muncul
ketika menjadi tim sukses pilpres, pilkada dan suksesi untuk dirinya sendiri? dan
sebagainya.
Atau, seberapa besar potensi
yang bersangkutan untuk mampu membedakan yang mana yang merupakan urusan-urusan
kepentingan bersama sebagai negara dan yang mana yang merupakan kepentingan
parsial untuk kepentingan parpolnya? Apakah semua masalah dilihat pada sisi
kepentingan politik saja atau benar-benar dicarikan solusi untuk
menyelesaikannya?
Atau, seberapa besar potensi
yang bersangkutan untuk piawai mengelaborasi ketiga fungsinya (legislasi, budgeting,
pengawasan) untuk menyelesaikan masalah-masalah. Misalnya apakah masalah yang
ditemukan pada fungsi pengawasan akan sekedar dilempar ke publik untuk jadi
wacana umum atau ada dampaknya pada perubahan regulasi dan anggaran? Apakah
yang bersangkutan seorang oportunistik yang sekedar memanfaatkan momentum atau
benar-benar memiliki kompetensi sebagai politisi yang bisa diharapkan?
Dan banyak lagi variabel yang
bisa dijadikan indikator untuk memilih anggota legisilatif di masa yang akan
datang.
Kecerdasan kita memilih akan
membuat parpol-parpol akan sangat hati-hati dalam mengirimkan kader-kadernya
untuk berkompetisi di 2019 nanti. Parpol tidak boleh sembarangan mengutus kader
sekedar untuk memenangkan kompetisi, karena dapur negara/daerah tergantung dari
sana. Begitu juga anggota DPD, harus yang benar-benar berkinginan dan mampuni
untuk menjadi anggota DPD.
Sekali lagi, legislatif itu penting, jangan lupakan.
Begitulah…
No comments:
Post a Comment