Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Monday, April 2, 2018

BOLEH DAN TIDAK BOLEH

http://www.rfwahyudi.blogspot.co.id


Aku: Tuan, boleh tidak kita berbeda keinginan dengan orang lain?


Tuan: Bisa saja. Tapi pahamilah, kalau kau boleh mempunyai keinginan yang berbeda dengan orang lain, maka orang lain pun boleh punya keinginan yang berbeda dengan diri mu.


Aku: Tuan, bolehkah kita merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah sekarang?

Tuan: Boleh. Kenapa tidak boleh, itu hak kita masing-masing?

Aku: Tuan, Bolehkah kita merasa bahwa pemerintah sekarang telah melakukan sesuatu untuk memajukan negeri?

Tuan: Boleh juga. Itu juga hak kita masing-masing.

Aku: Tuan, bolehkah kita membuat gerakan mengganti Presiden tahun 2019 dan membuat hastag #2019gantipresiden serta slogan ABJ (Asal Bukan Jokowi)?

Tuan: Boleh. Ini, kan, negara demokratis yang hak politiknya dijamin undang-undang.

Aku: Tuan, bolehkah kita menginginkan Presiden yang sekarang menjadi Presiden satu periode lagi dan membuat gerakan Jokowi Dua Periode dan hastag #jkw2periode serta slogan ABJ (Aku Bersama Jokowi)?

Tuan: Boleh. Itu kan juga hak politik yang keberadaannya di negara demokratis dijamin undang-undang

Aku: Kalau semua boleh, lalu apa yang tidak boleh, Tuan?

Tuan: Yang tidak boleh itu adalah memfitnah, menghina, mencaci, memaki, dan mengadu domba orang lain.

Aku: Mengapa begitu, Tuan?

Tuan: Apa yang bisa kau harapkan dari orang yang suka memfitnah, menghina, mencaci, memaki, dan mengadu domba orang lain?


Aku: Tapi, tuan. Ada yang bilang boleh menghina dan mencaci dan memaki orang lain.

Tuan: Kenapa?

Aku: Katanya sebagai ekspresi kekecewaan kepada orang-orang yang dihina, dicaci dan dimaki itu.

Tuan: hmmm. Ajaran dari mana itu? Memfitnah, menghina, mencaci, memaki dan hasut, semuanya adalah penyakit hati yang tidak kebaikannya bagi diri sendiri dan hanya akan membuat kau membenci orang lain.

Aku: …. (diam)

Begitulah…

Note: Terimakasih kepada seorang sahabat yang punya banyak tahu di pabrik tahu yang dimilikinya atas kesediaan membedah tulisan singkat ini.

No comments:

Post a Comment