Aku: Tuan, boleh tidak kita
berbeda keinginan dengan orang lain?
Tuan: Bisa saja. Tapi
pahamilah, kalau kau boleh mempunyai keinginan yang berbeda dengan orang lain,
maka orang lain pun boleh punya keinginan yang berbeda dengan diri mu.
Aku: Tuan, bolehkah kita
merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah sekarang?
Tuan: Boleh. Kenapa tidak
boleh, itu hak kita masing-masing?
Aku: Tuan, Bolehkah kita
merasa bahwa pemerintah sekarang telah melakukan sesuatu untuk memajukan negeri?
Tuan: Boleh juga. Itu juga
hak kita masing-masing.
Aku: Tuan, bolehkah kita membuat
gerakan mengganti Presiden tahun 2019 dan membuat hastag #2019gantipresiden serta
slogan ABJ (Asal Bukan Jokowi)?
Tuan: Boleh. Ini, kan, negara
demokratis yang hak politiknya dijamin undang-undang.
Aku: Tuan, bolehkah kita
menginginkan Presiden yang sekarang menjadi Presiden satu periode lagi dan
membuat gerakan Jokowi Dua Periode dan hastag #jkw2periode serta slogan ABJ
(Aku Bersama Jokowi)?
Tuan: Boleh. Itu kan juga
hak politik yang keberadaannya di negara demokratis dijamin undang-undang
Aku: Kalau semua boleh, lalu
apa yang tidak boleh, Tuan?
Tuan: Yang tidak boleh itu
adalah memfitnah, menghina, mencaci, memaki, dan mengadu domba orang lain.
Aku: Mengapa begitu, Tuan?
Tuan: Apa yang bisa kau
harapkan dari orang yang suka memfitnah, menghina, mencaci, memaki, dan mengadu
domba orang lain?
Aku: Tapi, tuan. Ada yang
bilang boleh menghina dan mencaci dan memaki orang lain.
Tuan: Kenapa?
Aku: Katanya sebagai
ekspresi kekecewaan kepada orang-orang yang dihina, dicaci dan dimaki itu.
Tuan: hmmm. Ajaran dari mana
itu? Memfitnah, menghina, mencaci, memaki dan hasut, semuanya adalah penyakit
hati yang tidak kebaikannya bagi diri sendiri dan hanya akan membuat kau
membenci orang lain.
Aku: …. (diam)
Begitulah…
No comments:
Post a Comment