Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Thursday, January 4, 2018

RESOLUSI 2018; MERUBAH CARA HIDUP

By Hasan Van Lopha



Hidup ini bukan hanya tentang bagaimana pandangan kita terhadap hidup, tapi juga tentang bagaimana cara kita hidup.

Kemaren, dipenghujung tahun, saya mengantar istri untuk belanja seprai untuk dijual kembali.


Kami sampai di toko tempat langganan, tidak banyak yang buka toko  disekitarnya, mungkin persiapan untuk merayakan tahun baru malam harinya. Jadi pada tutup. Di toko itu, kami disambut perempuan muda, mungkin masih SMP, yang melayani dengan ramah. Hebat juga. Masih ABG, disaat yang lain ber-alay ria, ada yang mengisi libur sekolah, dia malah di toko membatu usaha orang tuanya.

Dengan ramah dan sabar si anak melayani istri saya. Kemudian, datang perempuan dewasa, pegawai di toko itu membantu. Saya pikir si anak akan langsung pergi, ternyata tidak. Dia malah memposisikan diri menjadi semacam asisten untuk membantuk pegawai toko itu. Berdua mereka berkolaborasi menjelaskan produk-produk yang hendak di beli istri saya. Dengan sabar juga mereka membongkar dan memasukan lagi barang-barang yang hendak di beli istri saya. Tak ada kerutan di wajah kedua orang itu, padahal dari sekian banyak barang yang di bongkar belum tentu semua di beli istri saya. Akhirnya, dari rencana membeli lima item barang, menjadi enam item barang. Kami pun keluar dengan puas dari toko itu.

Kemudian, kami keluar menuju parkir sepeda motor saya di samping toko itu. Tadi waktu datang, tidak kelihatan juru parkirnya. Saya sempat salah memarkirkan kendaraan dan malah diingatkan oleh pelayan toko di sebarang jalan bahwa di tempat saya parkir itu adalah tempat mobil bongkar muat untuk toko-toko di sana.
Begitu hendak pergi, muncul tukang parkirnya. Saya kesulitan mengeluarkan sepeda motor, tak ada bantuan darinya. Setelah di posisi hendak jalan, baru dipegangnya bagian belakang sepeda motor dan menagih uang parkir. Hmmm, berat sekali membayar parkir Rp. 2.000 dengan layanan seperti itu. Padahal, kami baru saja over budget ratusan ribu rupiah di dalam toko.

Lalu kami pergi ke lokasi ke dua. Hendak membeli casing untuk gadget komunikasi kami dan beberapa orang yang kebetulan sedang di rumah saya. Ada informasi dari teman bahwa ada tempat di kota ini yang khusus menjual aksesoris berbagai gadget dengan harga murah. Ke sana lah kami meluncur.


Sampai di lokasi, kami berhenti di toko aksesoris smartphone yang ditata secara modern. Parkir tidak sulit, karena tidak banyak yang belanja di sana. Pegawai tokonya banyak dan masih muda-muda. Aksesoris yang hendak di beli tertata rapi di sana. Dan, benar saja harganya murah antara Rp. 15.000 sampai Rp. 30.000 (yang sempat saya tanya). Lebih murah dibandingkan harga casing yang di pesan istri saya secara online untuk bahan yang sama seharga Rp. 100.000 per 3 buah.

Lalu saya berkeliling di toko itu. Saya sudah dapatkan 1 casing untuk smartphone saya dan satu lagi untuk tablet. Istri saya juga berkeliling untuk mencari casing yang sesuai dengan seleranya dan tadi waktu berpisah dua sudah memegang satu casing pesanan seorang kerabat yang nitip belanja di sana. Agak lucu juga soal casing untuk tablet itu. Waktu ditanya ke pelayan, katanya ngak ada. Tapi saya cari sendiri kok malah ketemu.

Tiba-tiba Istri saya datang dan dengan wajah sedikit kesal dia bilang, “Pa, ayo kita pergi saja dari sini.” Saya tanya mengapa, tidak di jawabnya dan terus melangkah ke kasir. Casing tablet itu dilarangnya di bawa. Hanya satu casing saja yang saya bawa. Istri saya pun begitu. Tak ada yang dibawanya kecuali pesanan kerabat tadi. Lalu kami bayar dan keluar. Setelah di luar toko, baru istri saya bercerita. Ternyata dia kesal dengan layanan pegawai toko. Menurutnya, layanan pegawai toko itu tidak menyenangkan, letoy, malas ditanya-tanya dan malas membantu mencarikan barang yang dibutuhkan. Akhirnya, dari enam item yang tadinya sudah diniatkan hendak di beli di toko itu, kami hanya beli dua item saja, itupun karena sudah terlanjur masuk ke sana. Berbanding terbalik dengan toko seprai tadi.    


Padahal, sekiranya dengan layanan seperti itu, lalu tokonya merugi dan tutup, para pegawai itu juga yang akan menderita. Jadi, walaupun ditata dengan modern, tapi layanan tidak menyenangkan, tetap saja tidak menghasilkan apa-apa. Dan, rekomendasi dari orang-orang yang kecewa, sangat efektif untuk membuat bisnis berantakan. Sebaliknya rekomendasi dari orang-orang yang terpuaskan, juga sangat efektif untuk mengembangkan bisnis.

Saat hendak pergi, datanglah tukang parkir yang muncul tiba-tiba. Yang ini lebih parah, begitu terima uang langsung pergi begitu saja ke seberang jalan dan nongkrong bersama teman-temannya di sana. Hmmm, sial sekali harus membayar parkir Rp. 2.000 untuk layanan seperti itu.    

Sungguh pengalaman yang kurang menyenangkan di akhir tahun 2017. Dari empat peristiwa serupa, hanya 1 yang berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Sisanya, bekerja dengan attitude kerja yang rendah. Barangkali anda juga punya penggalaman yang sama dalam banyak hal.

Ini bukan soal harga atau uang bro, ini soal melayani dengan kemanusiaan dan kemudian berdampak pada berbagai urusan termasuk bisnis. Ini juga bukan soal bagaimana kita memandang kehidupan dengan segala macam teori yang ada di kepala. Ini soal bagaimana cara kita hidup.  Kita bisa saja memiliki pandangan macam-macam tentang kehidupan dan apa saja yang terjadi. Tapi, jika kita tidak hidup dengan cara yang tepat, tetap saja tak ada yang bisa kita dapatkan atau kita rubah.


Jangan salahkan dan menghujat orang lain yang kemudian menjadi lebih maju, lebih sukses, lebih berhasil, lebih berkuasa dan sebagainya di bandingkan kita. Mungkin saja, ketidakberhasilan kita, kegagalan kita, dan kesulitan kita adalah karena kita sendiri yang membuat kita menjadi orang-orang yang gagal.    

Oleh karena itu, resolusi ku untuk tahun 2018 adalah merubah cara hidup. Aku sudah punya pandangan tersendiri terhadap hidupku, tapi tidak selalu dapat hidup dengan cara yang tepat.

Begitulah...

Note : Ilustrasi by Hasan Van Lopha

No comments:

Post a Comment