Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Monday, January 8, 2018

AKUN-AKUN TRANSGENDER DI MEDSOS

Hasan Van Lopha Simatupang


Agar diingat diawal bahwa saya tidak sedang menulis tentang orang-orang yang LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender), tapi tentang akun-akun transgender yang ada di dunia maya.

Jadi, belakangan ini saya senang mengamati berbagai perdebatan yang ada di grup-grup Medsos (terutama di fesbuk) untuk bermacam-macam topik. Dari berbagai perdebatan itu dan metodenya berdebat setidaknya bisa dilakukan semacam riset mini untuk mengetahui apa yang ada di hati dan kepala masyarakat pada umumnya.



Mengikuti perdebatan ini berbeda dengan melihat orang yang sekedar update status atau menginformasikan apa kegiatannya hari itu atau bagaimana pandangannya terhadap sesuatu peristiwa. Apa yang muncul dalam narasi debat itu lebih originil karena siapa saja, asal tergabung dalam grup, bisa nimbrung. Dengan demikian, peserta debatnya lebih merdeka dan tidak perlu takut malu-maluin. Toh, di dunia nyata belum tentu mereka saling kenal atau saling jumpa. Pada perdebatan itu kita bisa melihat seberapa luas cakrawala peserta debatnya dan seberapa paham mereka tentang yang diperdebatkan itu.

Dari perdebatan itulah saya mendapatkan bermacam istilah untuk menilai akun-akun yang berpartisipasi di sana. Ada yang dalam bentuk kelompok yang biasanya menggunakan akronim “kami” untuk menyebut dirinya dan ada juga yang individual. Ada yang indentitasnya bisa dilihat dengan jelas, ada juga yang tampil anonim (tidak jelas identitasnya) yang oleh mereka sendiri disebut dengan istilah akun palsu atau akun siluman.

Akun-akun anonim inilah yang sekarang menjadi fokus saya pada tulisan ini.



Pada grup-grup Medsos yang memberikan ruang yang luas untuk berbeda pendapat, akun-akun anonim ini bisa ditemukan dengan mudah. Ada kecendrungan, akun-akun anonim ini sengaja di buat untuk kepentingan tertentu, dan menyuarakan pemahaman tertentu dan tergabung dengan komunitas tertentu juga. Dalam pengamatan saya, terjadi semacam “perang” di medsos antara akun-akun anonim ini. Mungkin karena anonim, caci maki dan fitnah sering keluar dari akun-akun anonim ini.

Saya jarang kepo dengan profile medsos orang lain dalam perdebatan di medsos itu kecuali materi yang disampaikannya dan caranya berdebat saya anggap aneh. Tapi beberapa waktu lalu ada yang memposting kecurigaan di salah satu grup itu terkait pola bahasa yang digunakan oleh beberapa akun anonim yang ada di sana.

Menurut si yang memposting, ada kemungkinan, akun-akun anonim yang menggunakan nama wanita sebenarnya adalah laki-laki. Indikasinya sederhana. Bahasa yang digunakan kasar, tak segan-segan menfitnah dan mencaci orang lain, dan terkadang memprovokasi persekusi yang rasa-rasanya tidak mungkin dilakukan ibu-ibu di Medsos. Menurutnya begitu.    

Karena postingan itu saya penasaran untuk melihat lebih jauh profile beberapa akun yang aktif dalam berbagai perdebatan di grup yang saya ikuti. Benar saja, saya menemukan beberapa akun yang menggunakan nama wanita, tapi begitu kita lihat profile individunya, yang bersangkutan mencantumkan jenis kelamin laki-laki.

Inilah akun-akun transgender itu. Di dunia nyata dia laki-laki, di dunia maya dia perempuan.  

Hmmm, niat banget ya. Hehehe.

Apa tujuan dan kepuasan seperti apa yang dikehendaki atau keuntungan bagaimana yang dinikmati sampai harus membuat akun-akun anonim bahkan memanipulasi gender hanya untuk mengikuti keriuhan di Medsos, yang bersangkutanlah yang mengetahui.



Saya berasumsi, akun-akun ini sengaja di buat untuk menghindari tanggungjawab personal secara hukum dari postingan-postingan atau komentar-komentar di medsos serta memudahkan untuk menyerang orang lain. Selain itu, bisa juga dibuat untuk menghindarkan serangan dari akun anonim lainnya dari pihak yang berseberangan dalam “perperangan” dunia medsos.

Mungkin memunculkan diidentitas sebagai perempuan di Medsos dianggapnya bisa lebih leluasa mengomentari apa saja. Dan, yang bersangkutan anteng-anteng saja di panggil ibu oleh orang lain di dunia maya. Bahkan merespon kala digoda sambil bercanda dan dipuji-puji kecantikannya, hehehe.

Yang menggelikan, saya mengamati beberapa akun anonim menggunakan nama perempuan yang selalu mengetikan komentar yang sama apapun topik perdebatannya. Diantaranya yang konstisten diketikannya adalah “semoga Indonesia terbebas dari LGBT”. Setelah saya cek profilenya, ternyata mencantumkan jenis kelamin laki-laki.

Gimana toh bro, tegas menolak LGBT, tapi di dunia medsos menjadi LGBT, hehehe.



Terlepas dari itu semua, akun-akun anonim adalah bentuk kepalsuan ketidakbertanggungjawaban. Bahkan jika akun anonim ini menyuarakan kebenaran sekalipun, kebenarannya telah ternodai dengan kepalsuan yang dilakukannya di dunia maya. Apalagi kalau sebenarnya dia pria, tapi ngakunya wanita.

Begitulah...

Dulu saya pernah menulis tentang akun robot (silahkan baca di sini). Dan tentang mereka yang berkepribadian ganda di dunia medsos (silahkan baca disini).

Note : Ilustrasi by Hasan Van Lopha


No comments:

Post a Comment