Apa yang salah dari orang
yang menyampaikan ide, gagasan dan pendapat?
Tidak ada. Itu hak
orang-orang yang berakal dan berpikir.
Bukankah munculnya
beragam-ragam pendapat, mahzab, aliran dan kelompok-kelompok meskipun dalam lingkup
yang sama adalah konsekuensi logis dari bekerjanya akal dan keberpikiran itu?
Mendiskusikan beda bangku
dengan kursi saja bisa muncul beragam pemaknaan dan sudut pandang meski sedang
mempelototi bangku dan kursi yang sama. Mungkin mereka tidak akan berselisih saat
menunjuk mana yang kursi dan mana yang bangku. Tapi, ketika mereka mencoba
untuk menafsirkan lebih jauh lagi, besar kemungkinan akan terjadi perbedaan
pendapat. Konon pula hal-hal yang lebih rumit.
Kalau orang yang berakal dan
berpikir itu berlomba-lomba mencari hal-hal positif dari berbagai gagasan, ide
dan pendapat, bukankah itu akan sangat baik sekali untuk saling mengoreksi dan
memperbaiki? Barangkali untuk tujuan inilah (agar saling mengisi) Allah SWT
tidak menciptakan manusia dengan kemampuan dan kecenderungan berpikir seragam
meski beberapa bagian organ-organ tubuhnya bisa saling dipertukarkan. Mata,
jantung, ginjal dan hatinya bisa dipindahkan ke orang lain, tapi kemampuan
berpikir dan merasakannya tidak.
Kalau akal dan pikiran itu
tidak digunakan untuk saling beradu gagasan positif tapi digunakan untuk
menegakan kebenaran sendiri, memaksa orang lain menerima pandangannya sendiri, menakuti-nakuti
atau mengakal-ngakali orang lain yang muncul ya pertentangan. Semakin kuat anda
memaksakan pendapat anda kepada orang lain yang berbeda pendapat dan meyakini
pendapatnya benar juga, semakin kuat pula orang tersebut mempertahankan
pendapatnya. Apalagi kalau pendapat itu menyerang orang lain, tentu saja orang
yang diserang akan membela dirinya.
Kalau memang tak bisa
sepakat, ya sudah, sepakat saja untuk tidak sepakat tanpa perlu saling
menghujat. Lalu jalani hidup sebaik-baiknya sesuai keyakinan masing-masing dan
lakukan kebaikan-kebaikan yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, orang
lain, negara dan bangsa.
Toh, tak satu manusiapun
mampu mengetahui kehendak Allah SWT dengan pasti dan tak pula manusia yang
ditunjuk untuk menghitung amal dan dosa manusia lain karena itu tugas malaikat
yang tergaransi ketaatannya.
Semua orang bertanggung
jawab untuk dirinya masing-masing. Perbuatan baik yang dilakukan kepada orang
lain pun sebenarnya perbuatan baik bagi diri sendiri. Perbuatan buruk terhadap
orang lain juga sebenarnya perbuatan buruk terhadap diri sendiri.
Sehebat-hebatnya seseorang, dihadapan Allah SWT, dia hanya mampu bermohon dan
mengharapkan Allah SWT memberikan rahmat kepadanya. Tak ada manusia yang mampu
memaksa Allah SWT mengikuti kehendaknya.
Manusialah yang harus mendekatkan
dan menyandarkan diri kepada Allah SWT, bukan Allah SWT yang mendekatkan dan
menyandarkan diri kepada manusia. Semua kita memang harus memegang teguh apa
yang kita yakini sebagai benar tapi hanya Allah SWT yang menjadi pemilik
kebenaran sesungguhnya.
Jadi bro, beradu gagasanlah,
jangan berlomba hujatan. Ide dan gagasan itulah yang memperbaiki, sedangkan
hujatan-hujatan itu menghancurkan.
Kalau anda tidak setuju
dengan orang lain, sampaikan ketidaksetujuan itu dengan beradab dan jangan
memaksakan kehendak. Orang yang tidak setuju dengan anda belum tentu salah
karena anda pun belum tentu benar. Mengklaim kebenaran sebagai milik sendiri
hanya dilakukan oleh orang-orang yang sombong. Kita semua terbatas dan Allah
SWT telah menunjukan keterbatasan itu dengan sangat indah, yakni melalui
ketidakmampuan mengartikan kata-kata singkat seperti Alif Lam Mim, Ha Mim, dan
Ya Sin.
Kalau anda tidak memiliki
gagasan jangan mencemooh gagasan orang lain.
Kalau anda tidak mengerti jangan
menghujat ide orang lain.
Kalau anda tidak paham jangan
memaki pendapat dan pendirian orang lain.
Kalau berbicara satu topik
jangan mengaitkan kesana kemari dengan hal-hal yang tidak relevan dan membuat
orang lain bingung.
Kalau anda tidak mengetahui
dengan pasti, jangan menyebarkan informasi yang menjadi media ghibah dan
fitnah.
Kalau ada mengetahui sesuatu
jangan menyembunyikan informasi dan mempelintirnya sehingga orang keliru
menerima dan memahami informasi.
Kalau ada tidak memiliki
ilmu yang cukup, jangan sombong dan merasa mengetahui segala-galanya.
Kalau anda memiliki gagasan,
jangan jadikan gagasan itu sebagai media menyakiti orang lain.
Kalau itu semua anda lakukan, anda
patut dikasihani.
No comments:
Post a Comment