Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Wednesday, December 20, 2017

PALESTINA BERHAK MENJADI NEGARA MERDEKA BERDAULAT PENUH




Aku : Tuan, sekarang ramai masyarakat kita menolak Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel dan mendukung Palestina, tidak kah Tuan mendukung Palestina juga?

Tuan : Tentu saja aku mendukung. Aku mendukung sepenuh hati ku.

Aku : Kenapa, Tuan? Apakah karena Tuan seagama dengan yang di masyarakat di sana?

Tuan : Itu juga, tapi bukan hanya itu.

Aku : Apa lagi alasan Tuan yang lain?

Tuan : Palestina memang berhak untuk menjadi negara merdeka yang berdaulat penuh. Mereka sudah memperjuangkannya sejak lama. Mereka sudah lama di dzolimi oleh kekuasaan negara Israel di sana. Sekarang memang perjuangan mereka sedikit demi sedikit memberikan hasil yang ditandai dengan diakuinya mereka oleh PBB meski tidak sebagai anggota penuh. Tapi itu tidak cukup. Israel masih juga sering melakukan aktivitas yang menggugah nalar kemanusian kita di sana. Karena itu kita harus mendukung Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat sepenuhnya seperti mereka juga dulu mendukung negara kita.

Aku : Apakah hanya kita dan orang seagama dengan kita yang mendukung Palestina, Tuan?

Tuan : Tidak. Gerakan mendukung Palestina ini sudah dilakukan secara global, baik oleh negara-negara di dunia, NGO-NGO, kelompok dan perorangan. Itu kenapa aku setuju dengan slogan yang digunakan untuk membela Pelestina itu. “Kita Tidak Perlu Harus Menganut Agama Tertentu Untuk Membela Palestina, Cukup Menjadi Manusia Saja.”

Aku : Kenapa begitu, Tuan?

Tuan : Dukungan terhadap Palestina sehingga bisa menjadi Peninjau di PBB dan untuk pertama kalinya bendera Palestina berkibar di sidang PBB tahun 2012 itu adalah suara mayoritas negara-negara anggota PBB yang berasal dari berbagai background ideologi. Jadi sayang sekali kalau disempitkan perjuangannya mendukung Palestina merdeka seolah-olah hanya dilakukan saudara-saudara seagama kita saja. Kalau terus begitu, bisa-bisa orang lain yang tadinya juga ingin berjuang bersama tidak jadi ikut dalam perjuangan ini. Kau pernah dengar nama Rachel Corrie?

Aku : Tidak pernah Tuan.

Tuan : RachelCorrie adalah perempuan muda berkewarganegaraan Amerika Serikat, keturunan Yahudi yang datang ke Yerusalem untuk ikut bergabung dengan NGO lainnya melawan hegemoni Israel di sana. Waktu itu usianya baru 23 tahun. Dia akhirnya tewas digilas boldozer Israel saat mencoba melindungi rumah warga muslim Palestina yang akan digusur Israel. Sekarang namanya diabadikan sebagai nama salah satu kapal yang digunakan untuk kepentingan kemanusiaan. Pernahkah kau mendengar club bola Skotlandia Celtic FC diberikan sanksi dengan 16 ribu euro oleh UEFA 

Aku : Tidak, Tuan.

Tuan : Club itu di denda oleh UEFA karena ribuan sporternya membawa bendera Palestina dan mengibarkannya di stadion saat menjamu tim Israel Hapoel Be’er Sheva dalam kualifikasi Liga Champions 2016 untuk menunjukan dukungannya kepada Palestina. Bendara Palestina yang kita gunakan untuk tulisan ini adalah bendera yang dikibarkan para sporter itu.   


Aku : oh, begitu ya, Tuan. Bagaimana pendapat Tuan dengan dukungan terhadap Palestina yang kemudian menjadi alat tarik-menarik politik di negara kita?

Tuan : Biar saja mereka melakukan itu. Aku tidak akan ikut-ikutan.

Aku : Mengapa begitu, Tuan.

Tuan : Kalau memang ingin mendukung Palestina, dukung saja. karena Palestina berhak untuk merdeka dan berdaulat penuh. Tidak usah dikait-kaitkan dengan politik dalam negeri kita. Lagi pula mendukung Palestina itu sudah  menjadi sikap negara kita sejak lama. Pernyataan tegas Presiden bahwa akan tetap mendukung Palestina sebagai negara dan akan berdiri bersama rakyat Palestina serta mengecam Trump seharusnya diapresiasi dan didukung seluruh rakyat kita sebagai sikap negara tanpa embel-embel politik dan kolompok keagamaan. Diskursus tentang mendukung Palestina seharusnya juga jangan dikotori dengan kepentingan politik di dalamnya. Jadi, kalau kau memang ingin mendukung perjaungan saudara-saudara kita di Palestina, dukung saja.    

Aku : Kan Presiden diuntungkan secara politik, Tuan?

Tuan : Picik sekali cara berpikir mu. Semua Presiden kita, siapapun itu harus melakukan hal yang sama. Kalau tidak dilakukan, perlu kita pertanyakan. Apakah karena soal politik di dalam negeri dan memikirkan kecurigaan seperti pikiran mu itu lalu Presiden tidak usah lagi mendukung Palestina? Kau harus mulai membedakan mana yang urusan kita bernegara dalam kaitannya dengan hukum dan hubungan internasional dan mana yang urusan politik dalam negeri kita.

Aku : Tapi mungkin saja ada yang memanfaatkan momentum ini untuk kepentingan politiknya, Tuan?

Tuan : Bisa jadi. Tapi bukankah itu berarti mereka sedang menari-nari di atas penderitaan saudara-saudara kita di Palestina? Jadi, sekali lagi, kalau kau ingin mendukung, dukung saja atas dasar hati nurani mu, bukan yang lain.

Aku : Lalu apa yang harus kita lakukan, Tuan?


Tuan : Banyak. Kau bisa ikut dengan saudara-saudara kita memberikan penguatan bagi rakyat Palestina melalui gerakan massa seperti yang kemaren di Monas. Kau bisa ikut memberikan donasi kepada lembaga yang terpercaya. Bisa juga cara lainnya. Tapi, yang penting kau pahami adalah secara individu dan kelompok kita tidak bisa berbuat banyak. Berkumpulnya massa meski mungkin berpengaruh, tapi pengaruhnya tidak banyak. Kenapa? Karena ini adalah urusan negara dan negara. Apa yang dilakukan oleh negara lah yang akan memberikan pengaruh yang jauh lebih besar untuk Palestina merdeka itu. Makanya berikan dukungan mu kepada negara kita.

Aku : Kongkritnya bagaimana, Tuan?

Tuan : Sampaikan kepada negara melalui pemerintah dan khususnya kementerian luar negeri, bahwa kita mendukung sepenuhnya dan akan mengawal langkah-langkah yang diambil oleh negara guna memastikan Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat penuh dan penderitaan saudara-saudara kita di sana segera berakhir dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jadi kementerian luar negeri harus kita berikan dukungan dan dikawal langkahnya. Kita berkumpul sampai puluhan juta orang pun di sini, lalu kementerian luar negeri tidak melakukan apa-apa, tak akan banyak manfaatnya bagi suadara-saudara kita di Palestina.

Aku : Bagaimana kalau negara kita mengirimkan tentara untuk membantu menyerang Israel di sana?

Tuan : Kau pikir gampang mengirimkan tentara untuk berperang. Hubungan dan politik internasional tidak semudah membalikan telapak tangan. Lagi pula, yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina adalah kemerdekaan dan hak-hak yang setara sebagai negera berdaulat untuk mengurus negara mereka sendiri bukan tentara untuk berperang.

Aku : Bagaimana kalau negara kita juga membuka kantor kedutaan di Palestina, Tuan?


Tuan : Ide yang baik. itu akan besar pengaruhnya selain langkah-langkah diplomatis menyatukan kekuataan negara-negara. Mari kita dukung negara melakukan itu.

Aku : Terakhir, Tuan. Mengapa Israel begitu kuat?

Tuan : Itu karena mereka mampu membuat dan menguasai hal-hal yang kemudian mempengaruhi kepentingan orang banyak sehingga mereka menjadi begitu kuat meski hanya negara kecil dengan jumlah penduduk yang tidak banyak. Apa itu, kau pelajarilah sendiri. Kan itu gunanya kita diberikan akal.

Begitulah...

No comments:

Post a Comment