Aku
: Tuan, sekarang ramai masyarakat kita menolak Yerusalem sebagai ibu kota
negara Israel dan mendukung Palestina, tidak kah Tuan mendukung Palestina juga?
Tuan
: Tentu saja aku mendukung. Aku mendukung sepenuh hati ku.
Aku
: Kenapa, Tuan? Apakah karena Tuan seagama dengan yang di masyarakat di sana?
Tuan
: Itu juga, tapi bukan hanya itu.
Aku
: Apa lagi alasan Tuan yang lain?
Tuan
: Palestina memang berhak untuk menjadi negara merdeka yang berdaulat penuh.
Mereka sudah memperjuangkannya sejak lama. Mereka sudah lama di dzolimi oleh
kekuasaan negara Israel di sana. Sekarang memang perjuangan mereka sedikit demi
sedikit memberikan hasil yang ditandai dengan diakuinya mereka oleh PBB meski
tidak sebagai anggota penuh. Tapi itu tidak cukup. Israel masih juga sering
melakukan aktivitas yang menggugah nalar kemanusian kita di sana. Karena itu kita
harus mendukung Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat sepenuhnya
seperti mereka juga dulu mendukung negara kita.
Aku
: Apakah hanya kita dan orang seagama dengan kita yang mendukung Palestina,
Tuan?
Tuan
: Tidak. Gerakan mendukung Palestina ini sudah dilakukan secara global, baik
oleh negara-negara di dunia, NGO-NGO, kelompok dan perorangan. Itu kenapa aku
setuju dengan slogan yang digunakan untuk membela Pelestina itu. “Kita Tidak
Perlu Harus Menganut Agama Tertentu Untuk Membela Palestina, Cukup Menjadi
Manusia Saja.”
Aku
: Kenapa begitu, Tuan?
Tuan
: Dukungan terhadap Palestina sehingga bisa menjadi Peninjau di PBB dan untuk
pertama kalinya bendera Palestina berkibar di sidang PBB tahun 2012 itu adalah
suara mayoritas negara-negara anggota PBB yang berasal dari berbagai background
ideologi. Jadi sayang sekali kalau disempitkan perjuangannya mendukung
Palestina merdeka seolah-olah hanya dilakukan saudara-saudara seagama kita
saja. Kalau terus begitu, bisa-bisa orang lain yang tadinya juga ingin berjuang
bersama tidak jadi ikut dalam perjuangan ini. Kau pernah dengar nama Rachel
Corrie?
Aku
: Tidak pernah Tuan.
Tuan
: RachelCorrie adalah perempuan muda berkewarganegaraan Amerika Serikat, keturunan Yahudi yang
datang ke Yerusalem untuk ikut bergabung dengan NGO lainnya melawan hegemoni
Israel di sana. Waktu itu usianya baru 23 tahun. Dia akhirnya tewas digilas boldozer
Israel saat mencoba melindungi rumah warga muslim Palestina yang akan digusur Israel.
Sekarang namanya diabadikan sebagai nama salah satu kapal yang digunakan untuk
kepentingan kemanusiaan. Pernahkah kau mendengar club
bola Skotlandia Celtic FC diberikan sanksi dengan 16 ribu euro oleh UEFA?
Aku
: Tidak, Tuan.
Tuan
: Club itu di denda oleh UEFA karena ribuan sporternya membawa bendera
Palestina dan mengibarkannya di stadion saat menjamu tim Israel Hapoel Be’er Sheva dalam kualifikasi Liga
Champions 2016 untuk menunjukan dukungannya kepada Palestina. Bendara Palestina yang kita gunakan untuk tulisan ini adalah bendera yang dikibarkan para sporter itu.
Aku
: oh, begitu ya, Tuan. Bagaimana pendapat Tuan dengan dukungan terhadap Palestina
yang kemudian menjadi alat tarik-menarik politik di negara kita?
Tuan
: Biar saja mereka melakukan itu. Aku tidak akan ikut-ikutan.
Aku
: Mengapa begitu, Tuan.
Tuan
: Kalau memang ingin mendukung Palestina, dukung saja. karena Palestina berhak
untuk merdeka dan berdaulat penuh. Tidak usah dikait-kaitkan dengan politik
dalam negeri kita. Lagi pula mendukung Palestina itu sudah menjadi sikap negara kita sejak lama.
Pernyataan tegas Presiden bahwa akan tetap mendukung Palestina sebagai negara
dan akan berdiri bersama rakyat Palestina serta mengecam Trump seharusnya diapresiasi
dan didukung seluruh rakyat kita sebagai sikap negara tanpa embel-embel politik
dan kolompok keagamaan. Diskursus tentang mendukung Palestina seharusnya juga
jangan dikotori dengan kepentingan politik di dalamnya. Jadi, kalau kau memang
ingin mendukung perjaungan saudara-saudara kita di Palestina, dukung saja.
Aku
: Kan Presiden diuntungkan secara politik, Tuan?
Tuan
: Picik sekali cara berpikir mu. Semua Presiden kita, siapapun itu harus melakukan
hal yang sama. Kalau tidak dilakukan, perlu kita pertanyakan. Apakah karena
soal politik di dalam negeri dan memikirkan kecurigaan seperti pikiran mu itu
lalu Presiden tidak usah lagi mendukung Palestina? Kau harus mulai membedakan
mana yang urusan kita bernegara dalam kaitannya dengan hukum dan hubungan
internasional dan mana yang urusan politik dalam negeri kita.
Aku
: Tapi mungkin saja ada yang memanfaatkan momentum ini untuk kepentingan
politiknya, Tuan?
Tuan
: Bisa jadi. Tapi bukankah itu berarti mereka sedang menari-nari di atas
penderitaan saudara-saudara kita di Palestina? Jadi, sekali lagi, kalau kau
ingin mendukung, dukung saja atas dasar hati nurani mu, bukan yang lain.
Aku
: Lalu apa yang harus kita lakukan, Tuan?
Tuan
: Banyak. Kau bisa ikut dengan saudara-saudara kita memberikan penguatan bagi rakyat
Palestina melalui gerakan massa seperti yang kemaren di Monas. Kau bisa ikut
memberikan donasi kepada lembaga yang terpercaya. Bisa juga cara lainnya. Tapi,
yang penting kau pahami adalah secara individu dan kelompok kita tidak bisa
berbuat banyak. Berkumpulnya massa meski mungkin berpengaruh, tapi pengaruhnya
tidak banyak. Kenapa? Karena ini adalah urusan negara dan negara. Apa yang dilakukan
oleh negara lah yang akan memberikan pengaruh yang jauh lebih besar untuk
Palestina merdeka itu. Makanya berikan dukungan mu kepada negara kita.
Aku
: Kongkritnya bagaimana, Tuan?
Tuan
: Sampaikan kepada negara melalui pemerintah dan khususnya kementerian luar
negeri, bahwa kita mendukung sepenuhnya dan akan mengawal langkah-langkah yang
diambil oleh negara guna memastikan Palestina menjadi negara merdeka dan
berdaulat penuh dan penderitaan saudara-saudara kita di sana segera berakhir
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jadi kementerian luar negeri harus kita
berikan dukungan dan dikawal langkahnya. Kita berkumpul sampai puluhan juta
orang pun di sini, lalu kementerian luar negeri tidak melakukan apa-apa, tak
akan banyak manfaatnya bagi suadara-saudara kita di Palestina.
Aku
: Bagaimana kalau negara kita mengirimkan tentara untuk membantu menyerang
Israel di sana?
Tuan
: Kau pikir gampang mengirimkan tentara untuk berperang. Hubungan dan politik
internasional tidak semudah membalikan telapak tangan. Lagi pula, yang
dibutuhkan oleh rakyat Palestina adalah kemerdekaan dan hak-hak yang setara
sebagai negera berdaulat untuk mengurus negara mereka sendiri bukan tentara
untuk berperang.
Aku
: Bagaimana kalau negara kita juga membuka kantor kedutaan di Palestina, Tuan?
Tuan
: Ide yang baik. itu akan besar pengaruhnya selain langkah-langkah diplomatis
menyatukan kekuataan negara-negara. Mari kita dukung negara melakukan itu.
Aku
: Terakhir, Tuan. Mengapa Israel begitu kuat?
Tuan
: Itu karena mereka mampu membuat dan menguasai hal-hal yang kemudian
mempengaruhi kepentingan orang banyak sehingga mereka menjadi begitu kuat meski
hanya negara kecil dengan jumlah penduduk yang tidak banyak. Apa itu, kau
pelajarilah sendiri. Kan itu gunanya kita diberikan akal.
Begitulah...
No comments:
Post a Comment