Berisi Opini dan Pemikiran Terkait Berbagai Isu (Hukum, Politik, Kemasyarakatan, Sosial Budaya) yang Sedang Berkembang dan Mencoba Untuk Menjaga Pikiran dari Berbagai Hoaks

Search This Blog

Saturday, May 6, 2017

BROADCAST KOLABORASI ISIS DENGAN PKI?



informasi hoax

Hmmm, entah apa yang terlintas dalam benak kalian waktu baca judul postingan ini.
Saya aja geli waktu nulisnya, hehehe.

Tapi tenang aja bro, saya tidak sedang menulis tentang propoganda yang dapat meracuni pikiran banyak orang. Saya kurang hobi yang begituan. Berat dosanya.

Tanpa di propaganda pun sebagian dari kita sudah mempropaganda dirinya sendiri.

Tapi judul ini memang cocok untuk situasi yang hendak saya ceritakan.


Ini bukan tentang ISIS bukan juga tentang PKI. Ilmu dan pengetahuan saya terlalu dangkal untuk bicara tentang keduanya di ranah publik, tapi ini tentang pesan di Grup WA saya yang terkait dengan ISIS dan PKI. Loh?

Begini ceritanya. Jadi kemaren salah satu anggota Grup WA yang saya ikuti men-share informasi yang mengabarkan bahwa ada orang-orang, anggota ISIS, dari fakultas kedokteran entah fakultas kedokteran mana mendatangi rumah-rumah penduduk untuk menyebarkan AIDS dengan modus pemeriksaan gula darah gratis. Pesan itu diawali dengan permintaan agar masyarakat membantu menangkap orang-orang itu dengan cepat.

Lalu tadi, masuk lagi pesan yang sama di grup WA yang sama tapi di share oleh anggota grup yang berbeda. Pesan kedua ini agak lebih panjang karena dilengkapi dengan gambaran lokasi tempat kejadian perkara dan respon polisi. Cuma kali ini pelakunya bukan ISIS, tapi orang-orang PKI.

Informasinya sudah saya screenshot ya.

What!!!
ISIS berkolaborasi dengan PKI menyebarkan AIDS di Indonesia? mungkinkah?

Saya lalu bertanya ke mbah google dan menemukan analisis yang menyatakan bahwa broadcast terkait ISIS itu adalah broadcast palsu dan tidak hanya di Indonesia. Silahkan kalian baca di sini ya: http://www.hoaxes.id/2017/05/pesan-brodcast-palsu-isis-menyebarkan.html.

Yang berkaitan dengan PKI saya belum temukan. Kalau rajin dan quota data memungkinkan, kalian cari sendiri ya.

Lalu saya sampaikan informasi ini di grup tersebut plus pesan agar informasi yang diterima ditelaah dulu dengan baik sebelum dibagi-bagikan. Responnya, alhamdulilah ada satu anggota grup yang kasih jempol.
Udah lumayan ini bro, biasanya kalau saya sampaikan saran seperti ini, ngak ada yang respon loh. Jangankan komentar, jempol pun tidak, hehehehe. Setelah itu informasi sejenis bersliweran lagi di grup.

Pesan moralnya sederhana. Sebelum kalian membagi informasi yang meragukan ke orang lain, kalian coba dulu untuk menguji validitas informasi itu dengan mencari informasi pembanding. Kalau kalian sudah meyakini bahwa kejelasan informasi itu tidak jelas, jangan dibagikan. Kalau tetap kalian bagikan, kalian akan dipermalukan dan jadi bahan bercandaan. Apalagi kalau kalian membaginya atas dasar embel-embel perjuangan tertentu, perjuangan kalian akan dianggap remeh karena berdasarkan atau menggunakan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dan kebenaran tidak akan menjadi kebenaran jika dia dibingkai kepalsuan.

Tapi kalau kalian yakin akan kebenarannya, silahkan di bagi-bagi.
Hanya saja, keyakinan ini mestinya berdasarkan ilmu pengetahuan bukan rasa suka atau tidak suka. Jika hanya kerena suka atau tidak suka, kalian akan “dimakan” oleh informasi dan bisa jadi terjebak menjadi bagian dari penyebaran hoax, berita palsu, berita pelitiran atau fitnah.
Itu kejam bro, lebih kejam dari pembunuhan.

Untuk kasus saya ini, saya meyakini bahwa anggota grup yang membagi berita berniat baik. beliau bermaksud untuk mengingatkan seluruh anggota grup agar berhati-hati jika ada peristiwa yang mengenai mereka. Saya tentu saja sangat menghargai niat baik ini.

Tapi, jika informasinya ternyata tidak benar, masyarakat akan terbebani dengan perasaan was-was yang tidak perlu dan akan saling mencurigai. Kita akan sangat tidak nyaman, setiap kali bertamu untuk pertama kalinya ke rumah orang lain, si pemilik rumah langsung terstigma, kalau bukan anggota ISIS, kemungkinan anggota PKI lah yang datang. Apalagi kalau yang datang dosen atau mahasiswa kedokteran.

Kan kasian teman-teman dosen atau mahasiswa kedokteran. Bisa-bisa saat mereka sedang mengerjakan program riset untuk tugas-tugas perkuliahan atau bakti sosial untuk pengabdian masyarakat, mereka malah dicurigai anggota ISIS atau PKI.

Jumlah dosen dan mahasiswa fakultas kedokteran ini banyak loh, belum lagi dokter-dokter alumninya. Mencapai ratusan ribu. Saya telusuri di web https://banpt.or.id/ terdapat 92 prodi dengan kata kunci “kedokteran” yang terakreditasi di seluruh Indonesia. Pesan berantai ini baik untuk pelaku ISIS maupun untuk pelaku PKI ini hanya menyebutkan “dari fakultas kedokteran” yang bagi orang sempit akalnya bisa berarti salah satu dari 92 prodi ini. 

Btw, dikampus saya (bukan kedokteran), dan mungkin juga di kampus yang lain, sejak semester 1 mahasiswanya sudah diwajibkan melaksanakan mini riset dan terjun langsung ke masyarakat. Akan berbahaya sekali bagi adek-adek ini terjun ke masyarakat jika pikiran masyarakatnya sudah teracuni oleh informasi sejenis ini.

Kemungkinannya kepentingan penyebaran hoax secara masif ini ada dua:

Pertama, berita-berita seperti ini sengaja dihembuskan terus menerus untuk meracuni pikiran masyarakat agar terdoktrin. Jika saatnya tiba nanti tinggal mengumpulkan saja mereka-mereka yang sudah terdoktrin itu untuk berbagai kepentingan.

Kedua, berita-berita bohong ini sengaja disebarkan agar masyarakat mengetahui kebohongan-kebohongannya dan tidak lagi percaya kepada informasi-informasi yang ada. Jika saatnya tiba nanti, mereka dapat melakukan kepentingannya dengan leluasa dan tidak akan ada tanggapan masyarakat karena informasinya akan dianggap kebohongan meskipun sebenarnya fakta.

Masyarakat tetap saja berada pada posisi korban yang paling dirugikan.

Nah, bagi produser dan awak produksi hoax, berita palsu, berita pelintiran dan fitnah. Lihatlah betapa efektifnya kebohongan kalian di masyarakat kita. Jika ini terus menerus dilakukan, kalian akan merusak dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Apapun kepentingan kalian, perbuatan menyebarkan hoax, berita palsu, berita pelintiran dan fitnah itu sungguh sangat bejat.
Tidakkah akal dan nurani kalian bergetar ketika kalian memproduksi kepalsuan yang meracuni pikiran banyak orang?  
Ataukah seluruh akal dan pikiran kalian sudah pindah ke perut?
Jika kalian bisa lolos dari hukuman manusia, tidakkah kalian beragama dan takut kepada hukuman Tuhan?

Bagi pengguna atau pengambil manfaat atau keuntungan dari berita-berita bohong yang di produksi, kalian sungguh tidak beradab.

Untuk kalian yang percaya begitu saja berita-berita hoax, berita palsu, berita pelintiran dan fitnah, kalian sungguh terlalu.

Begitulah...

No comments:

Post a Comment